JOMBANG.TV – Sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Ketapang Kuning, Kecamatan Ngusikan, Jombang, mengaku dana BPNT dipotong agen e-warong, desa setempat. Tak tanggung tanggung, besaran potongan per KPM, rata-rata mencapai Rp 30 ribu.
Seperti yang dialami Supiati (66), salah seorang KPM asal Dusun Simowau, RT 1/RW 1. Uang bansos BPNT yang diterima secara tunai sebesar Rp 600 ribu dipotong sebesar Rp 30 ribu oleh agen e-warong.
Menurut Supiati, pemotongan dana itu dilakukan saat dirinya melakukan pencairan pada Jum’at (18/3). Saat proses pencairan dilakukan, ia juga membawa kartu KPM yang biasa dipakai untuk mengambil bansos BPNT yang dulu masih berupa sembako.
“Sekarang dapatnya uang. Dapat uang 600 ribu rupiah dari agen. Dipotong 30 ribu rupiah,” ungkap Supiati.
Janda yang menggantungkan hidup dari BPNT ini mengaku tidak tahu alasan pemotongan tersebut. Namun, seluruh warga yang menerima dana BPNT di agen e-warong tempatnya mengambil, juga dilakukan pemotongan dengan besaran yang sama.
“Semua yang dapat dipotong 30 ribu rupiah. Ndak tahu alasannya apa,” aku Supiati.
Saat ditanya apakah bantuan yang ia terima sebelumnya juga pernah dipotong. Supiati mengaku baru kali ini bantuan yang ia terima dipotong sebesar 30 ribu rupiah.
Meski begitu, Supiati mengaku akan tetap memanfaatkan sisa uang Bansos tersebut untuk kebutuhan sehari-hari karena tidak ada penghasilan tetap sejak suami meninggal dunia.
“Saya sudah dua kali dapat bantuan berupa uang. Yang pertama tidak dipotong, yang pertama dapat 600 ribu utuh saya ambil di balaidesa, yang ini di agen e-warong dan dipotong 30 ribu. Saya akan belikan beras mas, saya gantungkan hidup disini, suami saya sudah meninggal dunia 2 tahun lalu,” ucapnya.
Tak hanya Supati, Lilik (42) KPM asal Dusun Simowau RT 4/ RW 1 juga mengaku mengalami hal yang sama. Dana BPNT yang diambil dari agen Cak Wul juga dipotong rata.
Ia menyebut, pemotongan itu untuk honor pencairan dana BPNT yang dikeluarkan oleh agen e-warung Cak Wul.
“Dipotong 30 ribu, dari uang 600 ribu rupiah itu. Iya semuanya dipotong rata segitu. Iku honor e, gitu katanya,” terang Lilik, Jumat (18/3/).
Senada dengan Lilik, sebagian KPM yang didominasi para janda-janda, juga dilakukan pemotongan oleh agen e warung tersebut. “Yang ambil itu janda-janda, tapi langsung dipotong 30 ribu rupiah. Dulu juga pernah dipotong, semua juga dipotong rata,” sambung Sunarsih (48), KPM asal Dusun Simowau RT 3/ RW 1.
Sementara, Agen e-warung Cak Wul membenarkan jika ia melakukan pemotongan pada sejumlah KPM. Menurunya, pemotongan tersebut dilakukan untuk biaya administrasi.
“Kemarin itu ada yang mengambil di saya. Ya ada beberapa orang, dan setiap 200 ribu rupiahnya kami kenakan biaya admin 10 ribu rupiah, itu kalau mau. Kalau gak mau silahkan ambil di agen yang lain,” kata Wulyadi, pemilik agen e-warung Cak Wul.
Wulyadi mengatakan, jika penyaluran merupakan usaha pribadi miliknya. Bahkan ditempatnya, ada sekitar 30 orang KPM yang selalu mencairkan dana BPNT.
“Ini kan usaha kami sendiri, modal kami sendiri bukan dari bank, lain halnya kalau ambil dibalai desa atau ambil di kantor pos, itu lain halnya karena ini brilink,” katanya.
Menurut Wulyadi, jika hal ini juga berlaku sudah lama dan tidak pernah ada komplain.
“Dari kemarin-kemarin juga begitu, yang setuju dengan perjanjian kita, kalau gak mau gak apa-apa, kan ada banyak agen lain. Ini kerja pak, ini pribadi,” bebernya. (jb2/adm).
Komentar untuk post