JOMBANG.TV — Mentari pagi mulai naik pelan-pelan di atas bukit Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.
Embun yang menempel di rerumputan masih terasa dingin, namun suasana di Lapangan Tembak Polres Jombang sudah mulai menghangat. Bukan oleh matahari semata, tapi oleh kehadiran para pimpinan daerah yang datang tak sekadar membawa tugas, melainkan semangat kebersamaan.
Hari itu, bukan ruang rapat yang menjadi titik kumpul Forkopimda, melainkan sebuah lapangan luas dengan deretan sasaran tembak di kejauhan. Satu per satu pemimpin daerah memasuki area latihan dengan senyum yang bersahabat, semua mengenakan kaos seragam yang rapi, namun terasa santai. Tidak ada sekat formalitas yang kaku, hanya semangat untuk belajar dan menjalin sinergi.
Di barisan terdepan, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan berdiri tenang. Ia menyambut hadirin dengan nada suara yang hangat namun tegas.
“Kegiatan ini niatnya baik. Bukan hanya sekadar latihan, tetapi ruang untuk memperkuat sinergitas Forkopimda dan seluruh unsur yang hadir. Dan tentu, gladi bersih akan kita lakukan untuk memastikan aspek keamanan berjalan maksimal,” ujarnya mengawali.
Tak lama, perlengkapan pengaman mulai dikenakan. Pelindung telinga, kacamata, dan rompi pelindung mulai disematkan ke tubuh para peserta. Di antara mereka, terlihat Bupati Jombang H. Warsubi, atau yang akrab disapa Abah, berdiri dengan senyum penuh semangat.
“Ini pengalaman pertama saya. Mohon bimbingannya ya,” ujarnya merendah. “Dulu saya hanya pernah menembak pakai senapan angin,” tambahnya, disambut tawa hangat rekan-rekan se-Forkopimda.
Namun, justru dari tangan sang pemimpin yang mengaku pemula itulah kejutan hadir. Dengan fokus dan kesabaran, peluru yang ditembakkan Bupati Warsubi menancap tepat di angka 10, titik tengah sasaran. Sorakan spontan terdengar dari belakang garis tembak.
Dengan nada bercanda, Abah menoleh dan berkata, “Minum dulu biar ndak ndredeg.” Candaan sederhana itu sukses mencairkan suasana, membentuk tawa dan ikatan emosional yang lebih erat antar pimpinan.
Tidak kalah memukau adalah Gus Wabup Salmanuddin Yazid, yang tampil dengan ketenangan khasnya. Dengan satu tarikan napas dan bidikan mantap, pelurunya menembus angka 9, cukup untuk menunjukkan refleks dan konsentrasi yang luar biasa.
Sebelum sesi menembak dimulai, arahan teknis disampaikan oleh Ketua Umum Perbakin Jombang, Agus Budi, yang menekankan aspek keselamatan sebagai dasar utama.
“Peluru tidak bisa ditarik kembali setelah dilepas. Maka setiap gerakan harus penuh disiplin. Fokus pada napas, keseimbangan, dan tekanan picu,” jelasnya sembari memberi contoh gerakan ‘rata-rata air’, teknik membidik sejajar yang menjadi fondasi setiap penembak profesional.
Tak hanya Forkopimda, seluruh peserta dari berbagai elemen, dari TNI hingga jajaran organisasi daerah, mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusiasme.
Di tengah sesi, Bupati Warsubi pun sempat menyinggung persiapan jelang peringatan Hari Kemerdekaan.
“Kita sedang membangun kesepahaman dengan paguyuban sound system Jombang agar mendukung SKB. Harapannya, masyarakat bisa nyaman, tertib, dan merdeka dengan damai,” tuturnya, mencerminkan bahwa kepemimpinan sejatinya adalah soal membangun jembatan antara aturan dan kenyamanan publik.
“Sama seperti menembak, fokus dan ketenangan sangat penting. Kalau tidak fokus, pasti meleset. Begitu juga dengan tugas kita sebagai pemimpin. Tanpa sinergi, hasilnya tidak akan maksimal,” ucapnya penuh makna.
Latihan menembak itu akhirnya bukan hanya soal kemampuan teknis atau ketepatan peluru. Lebih dari itu, ia menjadi simbol kuatnya kebersamaan Forkopimda.
Dentuman peluru di lapangan tembak pagi itu seolah menjadi gema harapan: bahwa Jombang sedang bergerak maju, bukan sendiri-sendiri, tapi dalam irama yang serempak.
Di tengah bentangan hijau lapangan dan suara peluru yang bersahut-sahutan, satu pesan mengendap di hati semua peserta, pemimpin yang kuat bukan hanya yang jago membidik sasaran, tetapi yang mampu menjaga arah, melindungi rakyat, dan membangun bersama.(Fit)
Komentar untuk post