JOMBANG.TV-Di pendopo Balai Desa Pundong, Kecamatan Diwek, Rabu (10/9/2025), suasana begitu hidup. Acara edukasi pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) digelar khusus untuk dua sekolah lokus stunting, SDN Watugaluh 1 dan SDN Pundong.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi dan membantu mencegah stunting pada anak-anak di desa yang masih memiliki angka stunting tinggi.
Camat Diwek, Agus Sholihuddin, membuka acara dengan memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada Ibu Yuliati Nugrahani Warsubi. “Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Ibu Yuliati yang sudah hadir dan melaksanakan kegiatan edukasi serta pemberian makanan bergizi pada anak-anak di dua SD kecamatan Diwek ini. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat nyata bagi perkembangan fisik mereka,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa Desa Watugaluh belum mampu menurunkan angka stunting selama tiga tahun terakhir, sehingga edukasi gizi seperti ini sangat penting.
Suasana semakin semarak saat Sudiro Setiono, Plt Dinas Ketahanan Pangan, mengajak anak-anak untuk berinteraksi. Anak-anak diminta memberikan yel-yel dan mendengarkan pengarahan tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi setiap hari.
Puncak interaksi edukatif terjadi ketika Ibu Yuliati Nugrahani Warsubi memimpin permainan tebak-tebakan yang membuat anak-anak bersuka cita. Ia memberi tebak-tebakan untuk anak-anak.
“Mana ya yang termasuk sumber pangan karbohidrat pengganti nasi? Mana yang termasuk sumber pangan protein?” Suara riang tawa dan tepuk tangan memenuhi ruangan setiap kali seorang peserta berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. Para peserta pun mendapatkan hadiah kecil sebagai apresiasi, menambah semangat mereka untuk belajar.
Dalam kesempatan itu, Ibu Yuliati menjelaskan prinsip kebijakan Pangan B2SA. “Program ini bukan sekadar menyediakan makanan, tapi membangun pola makan yang sehat dan seimbang. Kita ingin anak-anak mengonsumsi berbagai jenis pangan dari sumber hewani dan nabati, memastikan gizi tercukupi, dan makanan yang dikonsumsi aman,” ujarnya.
Ia menambahkan, melalui Desa B2SA dan Rumah Pangan B2SA, masyarakat desa dapat belajar memanfaatkan pangan lokal seperti singkong, pisang, dan umbi-umbian untuk menu bergizi.
Program ini juga menekankan lima pilar penting: keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, mempertahankan berat badan normal, dan mengonsumsi gizi seimbang.
Dengan dukungan pemerintah daerah, PKK, dan masyarakat, program ini menjadi ujung tombak dalam memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat dan membangun generasi yang sehat serta produktif.
Acara ditutup dengan senyum ceria anak-anak yang membawa pulang hadiah sambil meniru yel-yel edukatif. Suasana belajar yang penuh tawa ini menjadi bukti bahwa edukasi gizi tidak hanya mendidik, tetapi juga menyenangkan, sehingga pesan B2SA terserap dengan baik di hati generasi muda Diwek.
Komentar untuk post