JOMBANG.TV – Sebanyak ratusan peserta yang terdiri dari masyarakat umum, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat menghadiri kegiatan sosialisasi bertajuk “Pancasila di Era Modern, Fondasi Persatuan, Identitas, dan Ketahanan Bangsa” di Kecamatan Ngoro, Rabu (24/9/2025).
Acara ini dipandu oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jombang dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidang wawasan kebangsaan.
Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB dengan serangkaian agenda pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga doa bersama. Kehadiran peserta yang memadati ruangan menjadi bukti antusiasme masyarakat terhadap pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan era globalisasi dan digitalisasi.
Dalam sambutan sekaligus sosialisasi pertama, Kepala Bakesbangpol Jombang, Budi Winarno, menekankan bahwa keberhasilan pembangunan daerah sangat bergantung pada kondisi sosial masyarakat yang rukun dan harmonis.
“Saya berterima kasih kepada masyarakat Jombang yang mampu menjaga pluralisme serta jiwa persatuan dan kesatuan. Kondusifitas wilayah ini adalah modal utama agar program-program pembangunan yang telah dirancang Bupati dan Wakil Bupati berjalan sesuai rencana,” ungkapnya.
Selanjutnya, Nur Khasanuri, praktisi wawasan kebangsaan membahas peran Pancasila sebagai filter di tengah arus globalisasi.
Ia menilai generasi muda saat ini sangat rentan terhadap gempuran budaya instan dan ideologi asing.
“Pancasila adalah filter nilai. Kebebasan berekspresi di era digital tetap harus diimbangi dengan tanggung jawab moral serta menjaga persatuan. Ekonomi pun jangan hanya berorientasi profit, tetapi juga keadilan sosial sebagaimana sila kelima,” tegasnya.
Nur Khasanuri juga menyoroti krisis identitas budaya yang dialami sebagian generasi muda. Menurutnya, Pancasila harus menjadi dasar kebanggaan kultural.
“Kita boleh mengapresiasi budaya luar, tetapi jangan sampai melupakan budaya kita sendiri. Pancasila mengajarkan kita bangga dengan identitas Indonesia, sekaligus terbuka terhadap perbedaan,” tambahnya.
Sesi ketiga menjadi sorotan utama ketika Octadella Bilytha Permatasari, Wakil Ketua DPRD Jombang, menyampaikan materi tentang praktik nyata Pancasila di era modern.
Ia menekankan bahwa Pancasila tidak cukup hanya dijadikan slogan, melainkan harus diterjemahkan dalam tindakan sehari-hari.
“Kalau kita bicara Pancasila sebagai fondasi persatuan, identitas, dan ketahanan bangsa, praktiknya harus hidup dalam keseharian kita, baik di dunia nyata maupun digital,” ujarnya.
Octadella memberikan contoh konkret penerapan Pancasila, baik di kalangan mahasiswa, masyarakat umum, maupun pemerintah.
“Mahasiswa bisa menjaga persatuan dengan membangun komunitas lintas agama atau daerah, masyarakat bisa memperkuat identitas dengan bangga pada produk UMKM lokal, sementara pemerintah wajib membuat program inklusif yang merangkul semua golongan. Inilah wujud Pancasila yang benar-benar membumi,” jelasnya.
Acara yang berlangsung hingga pukul 12.30 WIB ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan para narasumber.
Semangat kebersamaan dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia terasa kuat sepanjang jalannya acara.
“Sosialisasi ini diharapkan mampu menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup modern yang menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan kearifan budaya bangsa,” pungkas Budi. (Fit)
Komentar untuk post