BNPT dan Para Pengasuh Pesantren Deklarasi Toleransi Dalam Berbangsa

JOMBANG.TV –  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), para pengasuh pesantren, akademisi, pengusaha dan media massa, menggelar deklarasi toleransi di Tebuireng, Jombang. Mereka sepakat, narasi cinta tanah air dan persatuan bangsa wajib disebarkan sebagai lawan dari narasi disintegrasi bangsa yang kerap memenuhi jagad media sosial.

Deklarasi ini digelar di aula Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu, (22/10/2022) Deklarasi digelar bertepatan dengan momentum peringatan Hari Santri Nasional.

Deklarasi toleransi dengan mengambil tema meneguhkan “Islam Wasatiyah atau Islam Moderator” ini, ditandai dengan penandatanganan prasasti. Tak hanya penandatangan, mereka juga berikar bersama, untuk berjuang, berperang melawan isu isu perpecahan dan disintegrasi bangsa.

Kepala BPNT Republik Indonesia, Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan, momentum hari santri dan resolusi jihad yang diinisiasi pendiri nahdlatul ulama, kiai Haji Hasyim Asy’ari, mengilhami pergerakan para pejuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejarah itu, harus menjadi bahan refleksi untuk mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat juang untuk bangsa dan negara.

 

Narasi cinta tanah air dan persatuan indonesia yang telah dilakukan para pendahulu, harus disebarkan sebagai lawan dari narasi disintegrasi bangsa. Sebab benih-benih kebencian antar sesama anak bangsa saat ini masih terus menggejala dan mengarah pada aksi teror kepada sesama terutama di media sosial.

BNPT berharap, peran media massa menjadi penting saat ini untuk melawan penyebaran informasi di media sosial yang justru menjerumuskan semua orang.

 

Ini sebuah conter narasi. Dimana narasi menebar kebencian.provokasi yang mengajak anak bangsa memusuhi bangsa sendiri. Berbeda dengan beliau yang di awal kemerdekaan yang justru untuk menyelamatkan negara. Narasi ini penting bagi kita semua agar kita waspada. Berbagi pengetahuan dengan para santri untuk mengcounter hal hal negatif di media sosial. Medsos banyk yang negatif dan perlu di benahi yang Negatif itu,” tegas, Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar. (jb2/adm)

 

 

Exit mobile version