JOMBANG.TV – Senja di Pondok Pesantren Tebuireng terasa lebih syahdu dari biasanya. Langit mulai meredup, sementara angin sore berhembus pelan di sela pepohonan tua yang menaungi kompleks pesantren legendaris itu.
Dari kejauhan, langkah Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tampak perlahan meninggalkan area makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Di pusara Presiden ke-4 RI itu, Kaesang baru saja menaburkan bunga dan memanjatkan doa beserta bacaan tahlil. Wajahnya serius, sesekali ia menghela napas panjang, seolah menyerap keteladanan yang ditinggalkan Gus Dur. Saat ditanya usai berziarah, ia hanya menjawab singkat namun penuh makna.
“Gus Dur adalah salah satu role model di PSI. Salah satunya, yakni sebagai partai yang sangat anti-intoleransi adalah wujud dari semangat Gus Dur,” ujarnya, dengan suara yang terdengar lebih berat dari biasanya.
Namun suasana hening itu seketika berubah hangat ketika Kaesang melangkah keluar dari area makam. Ratusan santri yang sejak tadi menunggu langsung merapat, wajah-wajah mereka penuh antusias. Dengan tertib, mereka mengulurkan tangan, berharap bisa bersalaman dengan putra bungsu Presiden Jokowi itu.
Kaesang tersenyum lebar. Satu per satu tangan para santri ia jabat erat, tanpa kecanggungan. Seorang santri kecil yang tampak malu-malu bahkan ditepuk lembut bahunya oleh Kaesang, membuatnya tersipu namun bahagia. Di halaman pondok yang sejuk itu, suasana cair, tak ada sekat antara seorang tokoh politik nasional dengan para santri muda.
“Rasanya luar biasa bisa diterima sehangat ini,” ucap Kaesang sambil menoleh ke arah para santri yang masih berebut menyalaminya.
Bupati Jombang, H. Warsubi, yang mendampingi sejak awal, menilai momen ini punya pesan mendalam. “Ziarah ke makam Gus Dur bukan hanya bentuk penghormatan kepada tokoh bangsa, tetapi juga pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kebangsaan yang diwariskan beliau,” katanya penuh penekanan.
Warsubi juga memberikan apresiasi khusus kepada Kaesang. Menurutnya, langkah Ketua Umum PSI itu patut diteladani oleh generasi muda.
“Saya salut kepada Mas Kaesang karena masih melanggengkan budaya ziarah. Ini bentuk penghormatan kepada salah satu orang yang sangat berjasa bagi Indonesia. Gus Dur bukan hanya milik Nahdlatul Ulama, tetapi milik bangsa ini,” tegas Warsubi.
Selepas momen hangat itu, Kaesang bersama rombongan diterima di dalem kasepuhan. Di ruangan yang sarat sejarah, ia duduk bersama Bupati Warsubi dan KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Tebuireng sekaligus Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur. Meski berlangsung tertutup, suasana pertemuan tetap akrab dan penuh penghormatan.
Bagi Kaesang, kunjungan ke Tebuireng bukan sekadar agenda politik. Dari hening doa di pusara Gus Dur, hingga jabatan tangan tulus para santri, semuanya menjadi perjalanan batin yang meneguhkan langkahnya.
“PSI akan terus menjaga semangat Gus Dur, semangat kebangsaan, dan semangat toleransi,” pungkasnya. (FIT)
Komentar untuk post