JOMBANG.TV — Langit pagi masih teduh ketika derap langkah mulai membelah lapangan. Bukan pasukan militer, bukan pula pasukan pengibar bendera.
Mereka adalah para aparatur sipil negara, para tenaga teknis, hingga pejabat struktural lintas OPD yang pagi itu bersatu dalam satu formasi defile, panggung semangat dari balik meja kerja dan komputer dinas.
Sebanyak 60 peserta dari seluruh perangkat daerah hingga instansi vertikal dan lembaga non-dinas ikut ambil bagian dalam defile pembuka Pekan Olahraga Kabupaten (PORKaB) 2025 di lapangan Pemerintah Kabupaten Jombang, Rabu (7/8/2025) pagi.
Defile kali ini bukan sekadar baris-berbaris. Ia berubah menjadi parade kreativitas, humor, dan pesan-pesan kebijakan yang dibungkus dengan penampilan yang segar, jenaka, sekaligus penuh makna.
Jungkir Balik, Rayuan dan Akhlak ASN
Barisan pertama dibuka dengan Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM). Tenang dan tertib, layaknya penegak kedisiplinan ASN. Tapi langsung disusul oleh “kejutan” dari Bapenda. Membawa jargon “Surat Teguran Bukan Rayuan,” mereka tampil heboh, lengkap dengan narasi “jungkir balik” pelayanan demi kepuasan masyarakat. Tak salah, jika barisan ini langsung mencuri perhatian.
Lalu datang BPKAD yang tampil rapi membawa pesan serius: “Menjaga Amanah Rakyat dalam Laporan Keuangan.” Tegas, tapi tetap humanis. Sebuah penampilan yang mencerminkan ASN berakhlak dan bertanggung jawab.
Topi Kerucut, Ibu Hamil dan Maskot Guk Yuk
Barisan Bakesbangpol bikin publik tersenyum. Maskot mereka, bertopi kerucut hijau mirip pesulap Pak Tarno menghidupkan suasana. Kemudian Dinas Kesehatan mengambil pendekatan yang lebih dramatis, menyerupai karnaval, dengan kostum pelajar, remaja, hingga ibu hamil, mereka memasarkan pesan kesehatan secara visual dan interaktif.
Tak kalah meriah, Disdukcapil menyulap maskot mereka jadi “Besutan”, “Cak Ngateso”, lengkap dengan narasi inovasi pelayanan seperti “Dokter Drupadi” dan “Cak Duladi.” Unik dan penuh identitas lokal khas Jombang.
Buket Bunga, Telur, dan Karya Anak Bangsa
Dinas Sosial membawa sentuhan haru, seorang siswa Sekolah Rakyat (SR) bernama Kafa maju ke tengah lapangan, menyodorkan buket bunga mawar segar kepada Bupati Warsubi dan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jombang, Yuliati Nugrahani. Tepuk tllangan spontan pun menggema.
Sementara itu, Dinas Peternakan tampil dengan formasi terbesar, 92 orang, terdiri dari dokter hewan, inseminator, dan pengawas ternak. Mereka membawa hampers telur segar sebagai simbol ketahanan pangan hewani.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan pun tampil kalem tapi menyentuh, dengan kostum biru-pink dan membawa kompilasi karya tulis anak-anak Jombang. Buku itu diserahkan langsung kepada Bunda Literasi, Yuliati Nugrahani sebagai simbol komitmen terhadap pendidikan karakter.
Atraksi Anoman, Cerita Ayah, dan Parade Limbah
Dinas PUPR benar-benar total. Tak sekadar berbaris, mereka menyuguhkan atraksi tari Kecak dan sosok Anoman sebagai maskot, ikon kekuatan dan ketangguhan. Riuh penonton pun memuncak.
BBKB PPA memilih cara yang lebih tenang tapi menyayat, mereka membacakan cerita pendek tentang peran ayah dalam kehidupan anak. Sebuah penghormatan simbolik bagi keluarga sebagai fondasi negara.
DLH tak mau kalah, maskot “Banyu Mili” mengenakan gaun berwarna biru putih yang mereka dibuat dari 2.000 limbah plastik dari bungkus detergen dan kain perca. Kreativitas ini tak hanya menampilkan kecintaan terhadap lingkungan, tapi juga kampanye keras: “Karena Sampahmu Tanggung Jawabmu.”
Warna-warni, Ekonomi, dan Panggung Rakyat
Setiap dinas punya warna dan narasi sendiri. Dinas Koperasi menyerukan “Koperasi Desa Merah Putih” bersama Presiden Prabowo mewujudkan masyarakat sejahtera.
Disperindag tak kalah, mereka memamerkan semangat memajukan potensi lokal lewat kostum orange kecoklatan. DPMD datang membawa parcel buah lokal.
Tak kalah meriah dari kontingen OPD, deretan kecamatan se-Kabupaten Jombang juga turut ambil bagian dalam defile dengan penampilan yang tak kalah mencuri perhatian. Kecamatan Jombang Kota, misalnya, tampil nyentrik dengan maskot “Sound Horeg”.
Sebuah sentilan yang diungkap sebagai pengingat bahwa penggunaan sound horeg haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas masyarakat. Bukan digunakan untuk merusak ketertiban.
Sementara itu, Kecamatan-kecamatan se Kabupaten Jombang tampil elegan dalam balutan seragam bernuansa warna warni dengan formasi barisan yang rapi dan penuh semangat, seakan mencerminkan solidaritas dan kedisiplinan masyarakatnya.
Dengan langkah tegap dan irama yel-yel yang kompak, mereka menunjukkan semangat kolektif dan kekuatan kebersamaan warga kecamatan.
Setiap kecamatan seolah berlomba menampilkan karakter unik wilayahnya masing-masing dari budaya, potensi lokal, hingga semangat masyarakatnya yang terbingkai dalam satu parade penuh semangat dan warna-warni.
Tak ketinggalan, institusi seperti KPU, Bawaslu, KONI, RSUD Jombang dan Ploso, BPBD, dan Satpol PP turut hadir. Bahkan, Sekretariat DPRD turut serta.
Lebih dari Defile: Silaturahmi, Patriotisme, dan Gotong Royong
Defile ini bukan hanya parade kostum dan slogan. Ia menjadi representasi dari wajah-wajah pemerintahan yang kerap luput dari sorotan.
Dari ruang pelayanan ke panggung publik, mereka menunjukkan bahwa kedisiplinan bisa dibalut keakraban, bahwa birokrasi juga bisa menari dan bersajak.
“Ini bukan soal lomba baris-berbaris. Ini soal silaturahmi lintas instansi, kesempatan luar biasa untuk menumbuhkan semangat gotong royong, meneguhkan patriotisme, dan meneruskan nilai-nilai perjuangan,” ujar Bupati Warsubi dalam sambutannya.
Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh ASN untuk tetap memberikan pelayanan publik terbaik di tengah geliat kegiatan daerah.
Setelah Parade: Lomba Rakyat, Harmoni Instansi
Usai defile, lapangan berubah jadi arena lomba rakyat, tarik tambang, balap karung, bakiak, hingga voli. Gelak tawa menggantikan formalitas. Persaingan diganti tawa dan semangat tim.
PORKAB tahun ini tak hanya soal olahraga atau prestasi. Ia adalah cermin kecil tentang bagaimana pemerintahan bisa hadir secara lebih manusiawi, dengan jenaka, kreatif, dan kolaboratif.
Karena sejatinya, pelayanan publik yang kuat tumbuh dari instansi yang saling percaya, saling mendukung, dan harmonis dalam satu barisan. (FIT)
Komentar untuk post