JOMBANG.TV – Curah hujan tinggi yang terjadi di Kabupaten Jombang, membuat lahan pertanian buah Blewah rusak. Akibatnya, para petani kini mengalami kerugian puluhan juta rupiah karena buah membusuk.
Seperti yang dialami sejumlah petani buah Blewah di Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang. Intensitas hujan yang tinggi sejak 5 hari lalu, kini menyebabkan tanaman mereka rusak terendam air.
Tak jarang, sebagain petani kini terpaksa memanen buah mereka sebelum waktunya. Jika tak kunjung dipanen, buah yang ditanam akan busuk akibat sawah terendam air.
Tak hanya cuaca, harga jual Blewah di pasaran yang mengalami penurunan juga membuat petani merugi. Harga jual Blewah yang sebelumnya Rp 3,000 perkilogramnya, kini terjun bebas menjadi Rp 500 rupiah perkilogramnya.
Sugeng Budino (52), salah seorang petani Blewah mengaku, ongkos produksi tanam Blewah di atas lahan 1200 meter persegi, membutuhkan modal sebesar Rp 3 Juta rupiah. Dari lahan seluas itu, petani biasanya memanen buah Blewah sebanyak 3 Ton atau setara Rp 9 Juta rupiah dengan harga Rp 3,000 perkilogramnya.
“Sejak hujan melanda dan harga jual Blewah turun drastis, lahan 1200 meter persegi itu hanya bisa mendapatkan satu ton blewah saja, atau setara 1,5 juta rupiah sesuai dengan harga jual blewah 500 rupiah perkilogramnya,” ujar Sugeng, petani setempat, Sabtu, (8/10/2022)
Dengan kondisi saat ini, Lanjut Sugeng, para petani mengalami kerugian yang cukup besar jika dikalkulasikan dengan biaya produksi dan hasil produksi. Terlebih di desa Resojospinggir, ada sekitar 50 hektare sawah yang ditanami blewah.
“Ini tahun ketiga seperti ini. Kalau kondisi begini paling dapatnya cuma Rp 750 ribu, bisa dapat Rp 1 juta saja sudah bener bener bagus. Ruginya buanyak kan,” pungkas Sugeng. (*/jb2/adm)