JOMBANG.TV – Besarnya anggaran penanggulangan wabah virus corona atau covid-19 yang mencapai 78 milyar mendapat perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang.
Pasalnya, selain memperhatikan dampak kesehatan, yang tak kalah pentingnya juga dampak sosial ekonomi masyarakat. Sehingga semua aspek bisa mengena dan sesuai dengan peruntukannya.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Mas’ud Zuremi, anggaran Rp 78 miliar yang diputuskan dalam rapat paripurna, Rabu (8/4) kemarin itu sangat realistis di tengah upaya pemerintah daerah dalam penanggulangan wabah covid-19 di kota santri.
Bahkan, jika diperlukan penambahan anggaran, ia akan mendukung langkah pihak eksekutif.
“Meski ditambah hingga Rp 100 miliar pun, kalau untuk penanggulangan ini masih sangat rasional,” ujarnya pada sejumlah jurnalis, Kamis (9/4) siang.
Mas’ud meminta agar anggaran tersebut digunakan sesuai peruntukannya. “Justru kita harus menyiapkan anggaran, apabila tidak sampai habis Rp 78 miliar uang akan kembali ke kas daerah. Yang jelas jangan ada yang bermain-main dengan anggaran itu,” katanya menjelaskan.
Anggaran yang digelontorkan, lanjut Mas’ud, juga harus digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak covid-19 di kota santri. “Memang ini lebih berat dampak ekonomi masyarakat, bagaimana nasib masyarakat yang terdampak tiga bulan ke depan,” tandasnya.
Sementara itu Bupati Jombang, Mundjidah Wahab menjelaskan bahwa, anggaran Rp 78 miliar untuk penanganan covid-19 bersumber dari pengalihan anggaran sejumlah proyek di kota santri.
Seperti, pengadaan gedung kesenian Rp 8 miliar, box culvert jalan adityawarman Rp 40 miliar, pembangunan trotoar jalan Wahid Hasyim Rp 21 miliar, dan RTH Diwek Rp 2 miliar.
“Setelah ada refocusing anggaran, kita rubah lagi kemudian kita alokasikan dana Rp 78 miliar 866 juta untuk mengatasi wabah Covid-19 di Jombang,” ujarnya.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk pengadaan alat-alat medis di dalam penanganan covid-19. Selain itu, anggaran juga digunakan untuk bantuan warga terdampak covid-19.
“Semua urgen, kita kita beli alat-alat kesehatan, yang paling banyak untuk dampak sosial ekonomi seperti pedagang yang tidak bisa berjualan,” pungkas Bupati. (jb1/adm)