Jakarta; Ketua Umum Gema Puan, Ridwan, mengatakan polemik antara Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sangat menggangu dinamika dan mekanisme di tubuh PDI Perjuangan. Gema Puan menilai, polemik yang dibuat meruncing tersebut, merupakan permainan dari beberapa orang yang mendompleng nama besar dari kedua tokoh tersebut.
“Karena walau saya bukan kader PDI perjuangan, tapi ini sangat menggangu dinamika dan mekanisme. Karena Ketua Umum (Ibu Mega, red) belum menentukan siapa calon presiden 2024,” ujar Ridwan, pada jombang.tv, Sabtu (06/11/2021)
Menurut Ridwan, mekanisme di dalam partai PDIP harus dijunjung tinggi dan di hormati. Keputusan partai, menjadi urgensi bagi para kader agar tidak ada yang melakukan manuver secara berlebihan seperti yang sudah dilakukan Ganjar Pranowo.
“GP ini sudah melakukan selebrasi Capres 2024 secara berlebihan yang terindikasi di desain kelompok tertentu yang ingin langgeng di seputaran kekuasaan selama ini. Padahal kita tahu, keputusan partai belum ada, ini masih jauh,” katanya.
Dikatakan Ridwan, polemik antara Puan dan Ganjar seharusnya sudah selesai dan tidak perlu diperdebatkan. Petinggi PDIP Jawa Tengah yang tidak mengundang Ganjar pada rapat penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024, setidaknya sudah menjawab seluruh pertanyaan.
Bahkan ia menilai, para relawan di pihak Puan Maharani maupun Ganjar, harusnya memahami situasi tersebut kemana sikap partai pemenang pemilu 2019 tersebut berlabuh.
“Selesai lah itu. Jika narasi itu terus dibangun menjadi gesekan besar kan jadi aneh dan lucu. Apalagi para relawan sempalan dari Gema Puan kemudian mengambil panggung dan terlibat jauh dalam pusaran. Kan berarti para relawan yang katanya relawan (Mba Puan, Red) itu tidak paham tujuan awal dari Gema Puan berdiri,” terangnya.
Ridwan Juga mengatakan, terlepas dari polemik yang saat ini terus meruncing, Gema Puan tetap akan berpegang pada tujuan awal, yakni mendorong Puan Maharani menjadi Presiden di 2024. Dibanding tokoh lain, Puan Maharani adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan cita-cita besar Bung Karno dan Megawati dalam menjaga dan merawat Pancasila.
“Ingat lawan Mba Puan itu bukan GP, tapi calon-calon yang akan di usung dari kelompok-kelompok yang selama ini mengganggu Pancasila. Menjaga dan merawat Pancasila merupakan tugas yang sangat berat, jadi dorongan ini juga untuk mengingatkan pada semua bahwa masih ada trah Soekarno,” tandas Ridwan.