Jakarta: Indonesia for Global Justice (IGJ), menyerukan pentingnya membangun kerjasama antara negara selatan untuk kerjasama penelitian, teknologi, dan produksi dalam rangka menghentikan ketimpangan akses vaksin untuk mengakhiri pandemi covid-19.
Direktur Eksekutif IGJ, Rachmi Hertanti, mengatakan, untuk menjamin pemerataan akses terhadap vaksin, obat, dan perawatan medis terkait COVID-19, perlu dipastikan pasokan produksi untuk memenuhi permintaan semua negara di dunia secara merata dengan harga murah. Pemerataan, hanya dapat dilakukan dengan membuka persaingan produksi dan harga.
“Seruan ini merupakan bagian dari tujuan dari Summit for Vaccines Internationalism yang diselenggarakan oleh Progressive International pada 18-19 Juni 2021. Sebagai anggota tetap Progressive International, kita ingin akses vaksin berkeadilan agar pandemi covid-19 bisa berkahir,” ujar Rachmi, pada Jombang.tv, Sabtu (19/06/21).
Dikatakan Rachmi, selain membuka akses pada Hak Kekayaan Intelektual secara terbuka. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan yakni membangun solidaritas global melalui berbagi teknologi dan berbagi pengetahuan. Bahkan, saat ini kerjasama selatan-selatan sangat diperlukan untuk mewujudkan seluruh konsep tersebut.
“Salah satunya adalah forum yang diprakarsai oleh Progressive International yang akan menghadirkan aliansi para menteri pemerintah, pemimpin politik, dan pakar di negara-negara selatan pada pertemuan puncak Summit for Vaccines Internationalism pada 18-19 Juni 2021,” ungkap Rachmi.
Rachmi menjelaskan, tujuan dari pertemuan internasional itu sangat sederhana, yakni untuk memproduksi, mendistribusikan, dan memberikan vaksin untuk semua. Dengan mendesakan Pemerintah dan para pemimpin politik, IGJ menyuarakan pentingnya menghentikan ketimpangan akses vaksin dan obat-obatan Covid19 dengan cara melaksanakan TRIPS Waiver dan melakukan produksi nasional secara mandiri.
Apalagi, ditengah merebaknya varian baru covid-19, memungkinkan terjadi percepatan serangan virus. Seperti varian Alpha di Inggris, Beta di Afrika Selatan, Gamma di Brasil, dan sekarang, Delta di India. Bahkan, varian terakhir, saat ini juga sudah menyebar di beberapa tempat di Indonesia, seperti Jakarta, Kudus, Bangkalan.
“Dengan virus yang bermutasi, adalah mungkin untuk meningkatkan kebutuhan vaksinasi lebih dari dua kali. Negara-negara maju sedang mempersiapkan vaksin dosis ketiga untuk menangani mutasi virus. Oleh karena itu, target pasokan ke negara berkembang akan tertunda dari jadwal. Untuk itu, memastikan produksi mandiri akan memastikan terpenuhinya kebutuhan vaksin ditengah perebutan pasokan vaksin global hari ini,” tandas Rachmi.
Diketahui, salah satu peserta yang akan hadir dari Indonesia adalah dari Partai Demokrat, yang diwakili oleh Rizki Aulia Rahman Natakusumah, yang juga Anggota Komisi 1 DPR RI. Tak itu saja, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, juga sudah memberikan dukungan penuh terhadap Summit tersebut, sebagai bentuk komitmennya untuk solidaritas global.
Melalui video khusus, AHY ingin ada kerjasama antar seluruh negara dan seluruh kelompok agar pandemi bisa segera diatasi.
“Partai Demokrat aktif turut serta dalam membangun kerjasama selatan-selatan ini dengan membawa harapan untuk mengakhiri ketimpangan akses vaksin dan obat-obatan COVID-19 bagi seluruh masyarakat di dunia. Di krisis global hari ini, tidak ada utara dan selatan, tidak ada negara maju dan berkembang, tidak ada negara kaya dan miskin. Kita adalah satu, sehingga kita harus bertindak sebagai satu,” tegas Agus Harimurti dalam pernyataannya melalui rekaman video khusus untuk mendukung pelaksanaan The Summit for Vaccines Internationalism.
Komentar untuk post