JOMBANG.TV — Malam itu, Rabu (05/11/2025) di Hotel Grand Mercure Malang Mirama itu dipenuhi cahaya. Bukan hanya dari lampu panggung, tetapi juga dari kebanggaan yang terpancar dari para penerima penghargaan.
Di antara nama-nama besar yang hadir, Kabupaten Jombang tampil mencuri perhatian. Di tangan Bupati H. Warsubi, sebuah trofi diberikan sebagai simbol dari perjalanan panjang sebuah komitmen dalam menjaga desa, membangun kepercayaan, dan menghadirkan pemerintahan yang lebih bersih.
Detik Jatim Award 2025 yang telah memasuki gelarannya yang ketiga malam itu mengalir cerita tentang inovasi, kerja sama, dan perubahan yang dimulai dari akar rumput.
Karena seperti yang disampaikan Pemimpin Redaksi detikcom Alvito Deanova Ginting, Jawa Timur adalah rumah bagi keberagaman dan denyut ekonomi yang kuat.
“Jawa Timur menyumbang 25,36 persen ekonomi Pulau Jawa dan 14,44 persen bagi nasional,” ucapnya. Sebuah panggung besar yang menuntut pemerintahan yang adaptif, kreatif, dan bersih.
Di tengah landscape Jawa Timur yang dinamis, Kabupaten Jombang hadir membawa sebuah kisah yang lahir dari desa-desa. Program Jaksa Garda Desa (Jaga Desa) menjadi alasan mengapa Jombang berdiri tegak malam itu.
Ini merupakan sebuah inovasi kolaboratif antara Pemkab Jombang dan Kejaksaan Negeri Jombang, yang bukan saja mengubah sistem, tetapi juga mengubah cara pandang.
Tentang Kepercayaan yang Harus Dijaga

Bupati Warsubi menyadari bahwa kepercayaan publik adalah aset yang paling berharga. Dana desa, yang menjadi nadi pembangunan, terlalu penting untuk dibiarkan berjalan tanpa pendampingan yang tepat.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah dana desa benar-benar sampai dan bermanfaat bagi masyarakat Jombang, serta menjauhkan aparat desa dari potensi penyimpangan,” ujarnya dengan tegas namun penuh empati usai menerima penghargaan.
Di balik pernyataan itu, ada kegelisahan yang lama dirasakan daerah-daerah. Bagaimana membuat desa merasa aman dalam bekerja, tanpa takut salah langkah.
Bagaimana memastikan pembangunan berjalan tanpa tersandung administrasi dan bagaimana menciptakan transparansi tanpa membuat aparat desa kewalahan.
Program Jaga Desa menjawab seluruh kegelisahan itu.
Di ruang publik, Kejaksaan sering dipersepsikan sebagai pihak yang datang ketika masalah sudah terjadi. Namun Jombang mengubah paradigma itu. Di bawah kepemimpinan Kajari Nul Albar, Kejaksaan hadir untuk mendampingi sejak awal, bukan menindak ketika terlambat.
Pendampingan preventif menjadi kunci. Desa tidak lagi berjalan sendiri. Mereka ditemani, dibimbing, dan dijaga agar tujuan pembangunan tak sekadar tercapai, tapi juga tetap berada pada jalur yang benar.
Aplikasi Jaga Desa menjadi medium yang menyatukan proses. Administrasi yang dulu memakan waktu, kini lebih rapi. Birokrasi yang dulu melelahkan, kini lebih singkat. Transparansi yang dulu dianggap rumit, kini dapat diakses dalam satu sistem.
Dan yang terpenting adalah, dana desa benar-benar bekerja untuk warga.
Ketika program ini dijalankan, dampaknya bukan hanya terlihat pada angka laporan atau grafik evaluasi. Dampaknya hadir dalam wujud yang lebih manusiawi. Jalan desa yang lebih cepat selesai, kegiatan ekonomi kecil yang hidup kembali, hingga wajah tenang para perangkat desa yang merasa lebih percaya diri menjalankan tugas.
Inilah pembangunan versi Jombang. Pembangunan yang tidak hanya mengandalkan anggaran, tetapi juga keberanian untuk berinovasi dan membangun kerja sama yang tidak biasa.
Sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto: “Membangun dari Desa, dari Bawah untuk Pemerataan Pembangunan.”, Jombang membuktikan bahwa desa memang bisa menjadi pusat kemajuan.
Bukan hanya untuk penghargaan yang baru diterima, tetapi untuk sebuah pesan yang disampaikan.
“Inovasi adalah kunci kemajuan. Kami akan terus mendorong terobosan kolaboratif untuk memperkuat fondasi pemerintahan yang bersih dan berdaya saing di Jombang,” ungkap Warsubi.
Malam itu, Jombang bukan sekadar membawa pulang trofi. Namun, Jombang juga membawa pulang legitimasi bahwa inovasi tidak harus megah. Bahwa perubahan bisa dimulai dari desa. Bahwa kolaborasi mampu menyelamatkan banyak hal yang selama ini dianggap rentan. Dan bahwa ketika pemerintah bekerja bersama, harapan bukan sekadar wacana, tetapi sesuatu yang benar-benar dapat diupayakan dan dirasakan. (Fit)








Komentar untuk post