JOMBANG.TV, Bareng – Sejak dua bulan terakhir, warga satu dusun di Jombang, mengalami krisis air. Selain terdampak musim kemarau, program pemerintah berupa PAMSIMAS atau Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat yang dibangun pada tahun lalu, ternyata bermasalah.
Air tidak bisa mengalir lancar, bahkan sering mati. Ya, warga satu dusun yang mengalami krisis air ini berada di Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng.
Dari pantauan di lokasi, pipa PAMSIMAS yang disalurkan ke rumah rumah warga, nyatanya tidak berfungsi. Bahkan saat kran dibuka, tidak ada setetes pun air yang keluar.
Menurut Sekretaris Desa Ngrimbi, Sucipto, program PAMSIMAS ini dibangun pada tahun 2019 lalu. Saat dilakukan ujicoba, air mengalir dengan lancar. Namun usai diresmikan oleh Bupati Jombang, aliran air justru tersendat.
“Itu pengalirannya tidak bisa lancar, dipakai satu setengah jam bisa nyala, setelah itu mati,” ungkap Sucipto, pada sejumlah jurnalis, saat ditemui dilokasi, Sabtu (19/9).
Krisis air di Dusun Wonorejo ini, dikatakan Sucipto, sudah terjadi sejak bulan Juli lalu.
Untuk menyuplai kebutuhan air bersih warganya, pemerintah desa melakukan droping air dengan terlebih dahulu mengambil air ke Dusun Kopen.
“Droping air sebanyak 4000 liter dilakukan oleh pemerintah desa, yang mana air tersebut diambil dari Dusun Kopen, setiap dua hari sekali,” tandas Sucipto.
Tercatat, di Dusun Wonorejo ini terdapat 48 kepala keluarga (KK) atau 180 jiwa. Selain berupaya sendiri, pemerintah desa juga telah melaporkan adanya krisis air tersebut ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan sudah ditindaklanjuti dengan adanya droping air pada beberapa hari lalu. (jb1/adm)