JOMBANG.TV – Pedagang beras di pasar tradisional di Kabupaten Jombang mengeluh lantaran dagangannya menurun hingga 50 persen. Penurunan tersebut lantaran dampak dari pembatasan physical distancing virus korona, sejak beberapa pekan ini.
Seperti yang dikatakan Giani, pedagang beras di pasar citra niaga jombang. Sebelum ada pembatasan, rata rata setiap hari bisa menjual 2 ton beras.
“Ini sepi mas, biasanya dia ton, sekarang menurun hingga separuhnya,” ujarnya pada sejumlah jurnalis, Kamis (2/4) siang.
Adanya pembatasan aktifitas diluar rumah mengakibatkan tokonya sepi pembeli. Sehingga harga beras menurun. Seperti beras Ciherang, yang semula harganya Rp 9.200 per/kg turun menjadi Rp 8.400 per/kg.
“Untuk yang beras Bramu stabil. Masalahnya orang sini itu kan spesialis dari Pare, Kediri, Rp 9.800 per/kg. Biasanya itu meski panen gak turun drastis. Berhubung ada korona jadi turun,” imbuhnya.
Senada, Tri Suharsono (50), pedagang beras lainnya, menjelaskan untuk pembeli berkurang drastis semenjak adanya pembatasan aktifitas diluar rumah. Hal ini mempengaruhi pendapatannya.
“Warung banyak yang libur, terus pondok pesantren santrinya dipulangkan, akhirnya para pelanggan juga banyak yang libur. Berkurangnya sekitar 70 persen,” katanya.
Ditambahkannya, yang dilakukan saat ini hanya terus berjualan, sambil menunggu solusi dari pemerintah.
“Dalam sehari biasanya 4 sampai 5 kwintal, sekarang turun menjadi 2 kwintal per harinya,” tandasnya. (jb1/adm)
Komentar untuk post