JombangTv – Suasana Pendopo Kabupaten Jombang kembali semarak dalam gelaran bulanan bertajuk “Pendopo Milik Rakyat, Abah untuk Semua”, Sabtu (14/06/2025).
Acara yang rutin diadakan sebulan sekali ini menjadi ruang ekspresi dan kebersamaan antara masyarakat dengan pemerintah kabupaten Jombang, sekaligus menjadi etalase budaya lokal yang membanggakan.
Kegiatan kali ini menampilkan beragam pertunjukan seni yang memukau. Dari panggung utama, grup karawitan dan sinden dari SMPN 2 Megaluh mengalunkan gending-gending klasik yang menyentuh rasa.
Disusul penampilan energik dari para siswa SDN 2 Karangpakis, Kabuh, yang menyajikan Tari Remo Boletan, tarian khas Jombang yang semakin jarang ditemukan di ruang-ruang publik.
Tak hanya sebagai ajang tontonan, kegiatan ini juga diikuti secara langsung oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan. Di antaranya 105 siswa yang terdiri dari siswa-siswi dari SDN Ngoro, SDN Kayangan, dan SDN Bedahlawak serta 30 orang Muslimat dari Babadan Wulu, Kesamben. Tak ketinggalan perwakilan dari Satpol PP Kabupaten Jombang turut memeriahkan acara.
Acara diawali dengan rangkaian pertunjukan kesenian dan Senam Gembira, dilanjutkan dengan “Pendopo Tour” yang mengajak peserta mengenal bagian-bagian penting dan sejarah Pendopo Kabupaten sebagai simbol pemerintahan dan budaya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, Wor Windari turut hadir dan memberikan pengantar edukatif berupa pemutaran video mengenai tokoh-tokoh Jombang, kesenian khas daerah, serta situs-situs budaya bersejarah.
“Acara ini bukan hanya sebagai ruang silaturahmi, tetapi juga ruang belajar tentang jati diri kita sebagai warga Jombang. Anak-anak perlu dikenalkan pada budaya daerahnya sejak dini, supaya tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap tanah kelahiran,” ungkap Wor Windari.
Bupati Jombang, H. Warsubi dengan senang hati menyambut serta menyapa peserta dengan senyum terkembang dan tangan terbuka. Ia menyampaikan, acara ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Kabupaten Jombang dalam membangun kedekatan yang hangat antara pemimpin dan rakyatnya.
“Saya ingin memastikan bahwa Pendopo ini benar-benar menjadi milik rakyat. Bukan sekadar gedung megah, tapi ruang tempat masyarakat merasa diterima, dihargai, dan diberdayakan,” tutur pria yang kerap disapa Abah Warsubi ini.
Lewat kegiatan seperti ini, lanjut dia, ada kebersamaan yang terjalin. Anak-anak belajar budaya, lansia ikut bergerak dan bahagia, seluruh lapisan masyarakat duduk bersama tanpa sekat.
“Inilah wajah Jombang yang ingin kita bangun. Yang hangat, inklusif, dan berakar pada budaya sendiri,” tambahnya.
Menurutnya, membangun Jombang tidak cukup berhenti di pembangunan infrastruktur melainkan juga membangun kecintaan pada budaya asli Jombang sendiri.
“Kami sadar bahwa pembangunan tidak cukup hanya dengan infrastruktur, tapi juga harus membangun jiwa dan karakter masyarakat. Maka ruang-ruang seperti ini penting untuk kita jaga dan kita isi bersama,” pungkasnya.(fit)
Komentar untuk post