JOMBANG.TV – Pengadilan Negeri Jombang, menyidangkan kasus yang menjerat lima orang simpatisan Subchi Azal Tsani. Lima orang tersebut menjalani sidang dengan dakwaan Obstruction of Justice atau melawan proses penegakan hukum.
Sidang digelar di ruang Kusuma Atmaja, Pengadilan Negeri (PN) Jombang, di Jalan Wahid Hasyim, Kamis (13/10/2022) siang. Sidang dipimpin Ketua Majlis Hakim Bambang Setyawan.
Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi saksi dari pihak kepolisian ini dihadiri para terdakwa secara virtual dari balik jeruji besi Lapas Kelas 2 B Jombang.
Lima orang yang di dakwa Obstruction of Justice ini terdiri dari sopir Subchi, serta 4 orang simpatisan lain yang melakukan perlawanan pada saat upaya jemput paksa oleh Polisi terhadap Subchi di peristiwa 3 Juli dan 7 Juli 2022 lalu. Dari lima orang ini, seluruhnya didakwa melakukan perlawanan dengan berkas perkara berbeda. Sopir Subchi, yakni Dedi Purnama, melakukan perlawanan dengan melarikan Subchi dari penyergapan di jalan raya Ploso, serta menabrak Polisi dengan mobil yang dikendarai.
Sedangkan, 4 orang lain, yakni Windu Haribadi, Muhammad Nur Aziz, Subagyo Atmojo dan Aris Kurniawan, didakwa melawan petugas dengan cara menghalangi, memprovokasi, menabrak barikade, hingga menyiram air panas Kasatreskrim Polres Jombang, saat menjemput Subchi dikediaman.
Sayang, sidang kemudian ditunda lantaran saksi dari Polres Jombang hanya dua orang yang hadir dan sebagian tidak dapat hadir dalam sidang.
“Para terdakwa ya, menurut informasi dari JPU, ini saksi sebagin belum bisa hadir dalam persidangan hari ini. Mereka masih ada kegiatan penangkapan di luar kota. Sidang akan dilanjutkan hari Selasa 25 Oktober 2022. Terdakwa sabar dulu tetap ditahanan ya nanti hadir ditangal itu. Sidang dinyatakan selesai dan ditunda,” kata Ketua Majlis Hakim Bambang Setyawan, saat mengakhiri sidang.
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jombang, Adi Prasetyo, mengatakan, seluruh simpatisan Subchi ini, didakwa pasal berlapis yakni Pasal 19 undang undang nomor 12 tentang tindak pidana kekerasan seksual dan pasal 221 KUHP, tentang upaya menghalang-halangi suatu proses hukum atau Obstruction of Justice. Sementara saksi dari petugas Polres, yakni mereka yang diserang saat berupaya menegakkan hukum mencari Target Operasi.
“Terdakwa ada 5, satu beda berkas. Oiya satu terdakwa Dedi Purnama memang tidak mau pakai pengacara. Tapi memang itu permintaan dia sendiri,” pungkas Adi. (jb2/adm)
Komentar untuk post