JOMBANG.TV – Suasana Alun-Alun Kabupaten Jombang sore itu tampak berbeda. Di tengah semarak rangkaian Jombang Fest peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang ke-115, ratusan kader PKK berbalut kebaya biru dan hijab senada memenuhi area acara.
Dengan wajah bersemangat, mereka menyambut pencanangan gerakan Sedekah Sampah atau “Sampah Sayang”, sebuah inisiatif baru yang digagas Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang untuk menggerakkan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Yuliati Nugrahani Warsubi, dalam sambutannya menegaskan bahwa gerakan ini menjadi langkah nyata untuk mengubah paradigma masyarakat dalam memandang sampah.
“Melalui Sampah Sayang, kita ingin mengubah pandangan bahwa sampah adalah masalah, menjadi bahwa sampah adalah potensi, bahkan berkah. Semua dimulai dari rumah tangga, dari kita, dari ibu-ibu hebat yang menjadi penggerak perubahan,” ujarnya penuh semangat.
Gerakan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara PKK dengan Pemerintah Kabupaten Jombang, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), untuk memperkuat pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.

Program ini, lanjutnya, mendorong masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, serta mulai menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle (3R).
“Pengelolaan sampah di hulu harus dimulai dari rumah tangga,” lanjut Yuliati.
“Dengan memilah sampah organik dan anorganik, membuat kompos, serta memanfaatkan bank sampah, kita bisa menciptakan sirkular ekonomi yang berkelanjutan. Ini bukan sekadar program, tetapi gaya hidup baru,” tegasnya.

Selain pencanangan, acara juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara TP PKK Jombang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bank Sampah Induk. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat langkah bersama dalam mengembangkan program lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, saya percaya perubahan besar berawal dari langkah kecil. Jika bersama dalam menjaga bumi, mencintai lingkungan, dan menjadikan Jombang lebih bersih, hijau, dan sehat, kita akan mendapatkan masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum, menyampaikan dukungan penuh terhadap gerakan ini.
Ia menjelaskan bahwa DLH Jombang telah aktif menggelar aksi bersih-bersih bersama komunitas, masyarakat, hingga sekolah-sekolah di berbagai titik, mulai dari perkampungan, bantaran sungai, hingga tempat ibadah.

“Kami mendukung penuh inisiatif PKK Jombang. Semua pihak, dari komunitas, desa, hingga sekolah, perlu terlibat dalam aksi nyata pengelolaan sampah,” ujar Ulum.
“Negara maju pun mengelola sampah dengan sistem canggih, namun pada dasarnya, keberhasilan pengelolaan sampah dimulai dari kesadaran masyarakatnya sendiri.”
Menurutnya, DLH terus mendorong penerapan bank sampah sebagai solusi ekonomi sirkular yang mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Menariknya, di lokasi yang sama digelar flashmob meriah dengan lagu “Sampah Sayang”. Ratusan kader PKK, duta lingkungan, dan duta genre menari bersama di tengah alun-alun, menyebarkan semangat peduli lingkungan melalui gerak dan musik yang ceria. Aksi ini menjadi simbol bahwa gerakan menjaga bumi bisa dilakukan dengan cara menyenangkan, penuh cinta, dan melibatkan semua generasi.

Gerakan “Sampah Sayang” juga telah mulai diterapkan di beberapa wilayah seperti Kelurahan Kaliwungu dan Desa Mojotrisno, yang menjadi contoh nyata peran aktif kader PKK di tingkat desa dan dasawisma.
Menutup sambutannya, Yuliati menyampaikan apresiasi kepada seluruh kader PKK di berbagai tingkatan yang selama ini menjadi ujung tombak perubahan di masyarakat.
“Kader PKK adalah jantung gerakan sosial. Semoga langkah hari ini menjadi awal gerakan besar kepedulian terhadap sesama dan terhadap bumi yang kita cintai,” tutupnya dengan senyum optimis.
Dengan semangat “Sampah disayang, lingkungan tenang, keluarga senang,” PKK Jombang menegaskan komitmennya untuk menjadikan kesadaran lingkungan sebagai bagian dari keseharian masyarakat.
Launching pencanangan Sampah Sayang ini juga bekerja sama dengan komunitas lingkungan, duta genre, dan duta lingkungan. Karena menjaga bumi bukan hanya tugas pemerintah, melainkan bentuk kasih sayang kita terhadap generasi mendatang.
Saat lagu “Sampah Sayang” berkumandang, suasana Alun-Alun Jombang berubah menjadi lautan biru yang menari serempak. Anak-anak, ibu-ibu, hingga penonton yang awalnya hanya menyaksikan pun ikut bergerak, menepuk tangan, dan bernyanyi bersama. Keceriaan itu seakan menegaskan pesan sederhana: mencintai bumi bisa dimulai dari langkah kecil dan dari hati yang bahagia. (Fit)









Komentar untuk post