JOMBANG.TV – Nilai kebhinekaan dan semangat persatuan bangsa kembali digaungkan dalam kegiatan Sosialisasi “Revitalisasi Nilai Persatuan di Era Demokrasi” yang berlangsung di Gedung Serba Guna Johowinong, Mojoagung, Senin (22/9/2025). Acara ini merupakan bagian dari Program Penguatan Ideologi Pancasila dan Karakter Kebangsaan Kabupaten Jombang Tahun 2025.
Kegiatan diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan masyarakat. Hadir sebagai narasumber, Kepala Bakesbangpol Jombang Budi Winarno, Medan Amrullah, praktisi wawasan kebangsaan, serta Wakil Ketua DPRD Jombang, Octadella Bilytha Permatasari.
Budi Winarno mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengajak masyarakat agar tidak hanya memahami nilai persatuan dan kebhinekaan sebagai slogan, tetapi benar-benar mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Jombang hebat bukan hanya karena prestasi, tapi karena mampu menjaga persatuan. Kebhinekaan kita adalah kekuatan. Kalau kita bisa saling menghargai dan bergandengan tangan, maka demokrasi akan selalu membawa kebaikan,” tegasnya.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Medan Amrullah menekankan pentingnya peran berbagai pihak dalam merawat kebhinekaan bangsa.
“Merawat kebhinekaan Indonesia perlu metode yang efektif dan berkelanjutan, melibatkan semua pihak, termasuk Kementerian Agama, lembaga keagamaan, dan forum kerukunan umat beragama,” tegas Medan.
Ia menambahkan, semangat kebhinekaan tidak boleh hanya berhenti sebagai slogan, melainkan diwujudkan dalam praktik nyata, salah satunya melalui moderasi beragama.
“Moderasi beragama perlu terus dijaga. Keberagaman adalah pemersatu, bukan pemecah bangsa. Perbedaan di Indonesia justru menjadi rahmat yang menyatukan kita,” tegas Medan.
Sementara itu, Octadella Bilytha Permatasari menekankan pentingnya menyesuaikan pola sosialisasi nilai-nilai Pancasila dengan perkembangan zaman, khususnya bagi generasi muda yang hidup di era digital.
“Menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila harus dilakukan melalui pendekatan yang nyata dan relevan, baik di sekolah melalui PPKn, maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan begitu, anak-anak muda dapat belajar berpikir kritis, menghargai perbedaan, serta menumbuhkan tanggung jawab sosial-politik,” tutur Octadella.
Ia menegaskan, demokrasi di Indonesia harus tetap berlandaskan kebersamaan, persatuan, dan kesejahteraan sosial.
“Demokrasi yang sehat bukan hanya tentang hak berbicara dan memilih, tetapi juga membangun negara yang adil dan stabil. Polarisasi politik jangan merusak harmoni; Pancasila harus tetap menjadi fondasi demokrasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Octadella juga mengaitkan pentingnya revitalisasi nilai persatuan dengan visi, misi, serta Asta Cita Bupati Jombang, H. Warsubi. Menurutnya, semangat Pancasila dan kebersamaan adalah energi yang menopang program pembangunan di Kabupaten Jombang.
“Visi Bupati Warsubi, Membangun desa menata kota untuk semua, hanya dapat terwujud bila masyarakat bersatu. Begitu pula program Asta Cita, mulai dari pengentasan pengangguran, pengurangan kemiskinan, membangun SDM unggul, hingga memperkuat harmoni sosial, semua membutuhkan kolaborasi dan semangat persatuan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Octadella juga mengapresiasi kondisi Kabupaten Jombang yang tetap aman dan nyaman pasca aksi pada Agustus lalu. Ia mengajak masyarakat untuk terus mendukung terciptanya stabilitas daerah.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Jombang yang telah menjaga keamanan dan ketertiban. Mari bersama-sama kita wujudkan visi dan misi pembangunan dengan mengedepankan persatuan serta nilai kebangsaan,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan para narasumber, yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Diskusi tersebut semakin menegaskan bahwa nilai kebhinekaan dan persatuan tetap menjadi kebutuhan mendesak di tengah tantangan demokrasi dan arus globalisasi yang kian kompleks. (Fit)
Komentar untuk post