JOMBANG.TV – Kerusakan ruas jalan kabupaten di sejumlah titik di Jombang dikeluhkan warga. Jalan yang rusak tersebut dikeluhkan karena kerap menganggu perjalanan dan kerap memicu kecelakaan.
Seperti yang terjadi pada ruas jalan Jogoroto-Peterongan. Jalan selebar 6 meter ini, mengalami kerusakan cukup parah di beberapa titik. Bahkan, disepanjang Jalan Raya Desa Ngumpul, Jogoroto atau tepatnya di tingkungan SDN Ngumpul kondisi jalan cukup memprihatinkan.
Kondisi aspal jalan rata-rata dalam keadaan terkelupas. Batu kerikil dari aspal jalan juga berserakan dan tak beraturan. Tak ayal, karena muncul beberapa lubang di badan jalan para warga yang melintas terpaksa harus eksta hati-hati agar tidak mengalami kecelakaan.
Daripantauan Jombang.tv, jalan rusak di jalan penghubung antar Jogoroto-Peterongan ini terjadi mulai dari selatan Desa Kedungboto hingga ke utara kawasan Desa Ngumpul tepatanya di tikungan SDN Ngumpul. Kerusakan terjadi sejak satu tahun terkahir.
“Ini rusak sudah 1 tahun. Sudah lama tidak diperbaiki hanya ditambal sulam saja. Jadi g bertahan lama dan rusak lagi,” ujar Roni (55) pemilik toko klontong yang berada tepat di depan tikungan SDN Ngumpul, Jumat (18/03/)
Tak hanya membuat warga resah, kondisi jalan yang berlubang dan banyak kerikil berserakan juga kerap memicu kecelakaan lalu lintas. Menurut Roni, banyak pengendara motor yang tergelincir dan terperosok di lubang jalan hingga terjatuh.
“Sering kecelakaan di tikungan itu. Yang sering itu kalau hujan, tiba-tiba anjlok di lubang karena tidak terlihat akibat tertutup air. Dalam sekali ini lubangnya, kalau bannya masuk ke lubang, ya maju tidak bisa dan terjatuh,” ungkapnya.
Selain di ruas jalan Jogoroto – Peterongan, kerusakan jalan juga terjadi pada ruas jalan Wonosalam-Mojoagung. Akses utama dari Desa Panglungan, Wonosalam menuju Kecamatan Mojoagung, sebagian aspal juga mengalami kerusakan cukup parah.
Saat melintas, kerusakan jalan mulai terlihat saat memasuki Hutan Gedangan di Desa Kedunglumpang, Mojoagung. Tak itu saja, aspal jalan yang berlubang juga banyak ditemukan di sepanjang jalan menuju Desa Sumberjo dan Panglungan, Wonosalam.
Untuk melewatinya, sebagian pengendara sempat kesulitan untuk memilih jalan yang bisa dilalui. Sebab, jalan berukuran lebar sekitar 5 meter ini terdapat lubang selebar luas ruas jalan dengan kedalaman 2-3 cm.
Hendriko (20), Warga Desa Panglungan, Wonosalam mengaku kerap nyaris mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang sulit dilalui. Apalagi, saat warga pulang kerja yakni pada malam hari.
“Kesulitan kalau lewat. Bahaya, kalau malam gak ada penerangan jalan. Sering ada orang jatuh karena jalannya berlubang,” terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR jombang Bayu Pancoroadi menyebut, kerusakan jalan terjadi di 500 ruas jalan kabupaten dengan total panjang 380 km. Menurutnya, jalan rusak dipicu oleh tidak adanya drainase di sepanjang ruas jalan kabupaten dan kendaraan dengan tonase yang melebihi kekuatan jalan.
“Total panjang jalan yang rusak data awal kami sepanjang 380 km dari total panjang 1.215 km. Penyebab utamanya adalah tidak adanya drainase di ruas jalan kabupaten serta tonase yang melintasi ruas jalan kita,” bebernya.
Kata Bayu, untuk menangani 380 km jalan membutuhkan anggaran Rp 2,3 triliun. Penanganan jalan dilakukan bertahap dengan melakukan rekrontuksi jalan, rehabilitasi hingga pemeliharaan jalan.
“Anggaran yang dibutuhkan jika asumsi Rp 1 juta per meter, dengan lebar jalan rata-rata 6 meter. Maka ketemu anggaran sekitar Rp 2,3 triliun untuk menyelesaikan kerusakan jalan tersebut,” pungkasnya. (jb1/adm)
Komentar untuk post