JOMBANG.TV — Minggu pagi, 27 Juli 2025. Embun di lereng Anjasmoro baru saja menguap saat ribuan warga mulai memadati Lapangan Wonosalam.
Udara segar khas pegunungan berpadu harum durian matang, aroma salak segar, dan uap kopi panas yang menyeruak dari deretan stand UMKM. Pagi itu, Wonosalam tidak hanya menjadi titik start ajang olahraga Bhayangkara Rindu Run 5K 2025, tetapi juga berubah menjadi etalase besar kekayaan lokal, dari hasil bumi hingga olahan kreatif masyarakat.
Di tengah riuh suasana, tampak sosok Bupati Jombang H. Warsubi, cakrab disapa Abah Bupati, berjalan santai namun penuh semangat. Dengan senyum khas dan celetukan-celetukan membumi, ia menyapa warga dan pelaku UMKM, mencicipi satu per satu produk unggulan Wonosalam.
“Lho iki, ketan duriannya enak sekali! Wonosalam nggak ada lawan soal durian!” serunya sembari menyendok ketan gurih berbalut saus durian kental yang dibungkus daun pandan. Aromanya semakin menambah nikmat suasana pagi.
Abah tidak sendiri. Ia didampingi Wakil Bupati Jombang Gus Salmanudin Yazid yang juga tampak sumringah menikmati sajian lokal. Sang istri, Ning Ema Erfina, turut membersamai dan berbincang hangat dengan para pelaku usaha perempuan.
Hadir pula jajaran Forkopimda, mulai dari Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan dan Ketua Bhayangkari Olivia Ardi Kurniawan, hingga Sekda Jombang Agus Purnomo beserta istri, Lilik Agus Purnomo yang juga Ketua Dharma Wanita Kabupaten.
Salah satu tempat yang membuat Abah Bupati tampak betah adalah stand kelompok tani hutan Wonosalam. Di sana, kopi salak menjadi sajian andalan.
Minuman ini merupakan hasil olahan kreatif ibu-ibu Bhayangkari dalam program pemberdayaan hutan rakyat.
“Ini lho contoh inovasi dari desa. Kopi salak, aromanya unik, kental, dan rasa salaknya nendang. Ini harus terus dipromosikan. Pasti banyak yang penasaran,” ujarnya sembari mengangkat botol kecil dan menyeruputnya pelan.
Tak lama, Abah disuguhi jenang salak. Setiap kali mencicipi, selalu ada komentar khas darinya. “Jenangnya empuk, rasa salaknya berasa sekali. Ini bisa dijual online, dijamin laris!”
Keramaian tak berhenti di sajian kuliner. Rombongan pun mengunjungi stand batik Jombangan. Di balik bentangan kain bermotif Ringin Contong, Swargaloka, dan Tembakau Wonosalam, tersimpan cerita panjang tentang budaya dan identitas lokal yang dijahit dengan cinta oleh para pengrajin.
“Batik Jombang ini punya karakter. Motif Ringin Contong itu mengandung makna akar yang kuat dan cabang yang berkembang. Cocok tenan karo semangat Jombang sing guyub lan toleran,” ujar Abah, kali ini lebih tenang namun sarat makna.
Tak ketinggalan, Ketua TP PKK dan Dekranasda Jombang, Hj. Yuliati Nugrahani Warsubi, juga tampak antusias menjelajah satu per satu stand UMKM. Sesekali ia mencicipi produk, berdialog dengan pelaku usaha, banyak di antaranya adalah perempuan penggerak ekonomi keluarga.
“Produk-produk lokal ini bukan sekadar enak, tapi punya cerita dan identitas. Sebagai Ketua Dekranasda, kami ingin menyoroti pentingnya kemasan, branding, dan pemasaran,” jelasnya sambil mengangkat sekotak ketan durian dengan tampilan modern.
Ia juga mengungkapkan pentingnya melibatkan generasi muda. “Budaya lokal kalau dikemas kekinian bisa jadi primadona di pasar nasional bahkan global. Dan Wonosalam punya potensi itu,” ujarnya penuh keyakinan.
Sementara itu, gelaran Bhayangkara Rindu Run Adventure 5 kilometer 2025 yang berlangsung bersamaan dengan bazar UMKM ini dibuka secara resmi oleh Bupati Warsubi.
“Kita ini butuh sehat, tapi juga butuh ekonomi kuat. Nah, acara ini kombinasi lengkap: lari sehat, jajan enak, dan saling support antarwarga. Ini bentuk gotong royong modern,” ucapnya dari atas panggung, disambut riuh tepuk tangan peserta yang mengenakan kaus warna-warni.
Sinergi dan Harapan dari Wonosalam
Gelar UMKM dan Bhayangkara Rindu Run ini bukan semata ajang hiburan, melainkan wujud nyata bahwa kekuatan ekonomi lokal bisa lahir dari desa, dari dapur, dari hutan, bahkan dari benang-benang batik rumahan.
Jika dirajut dalam kolaborasi sehat dan didukung semua pihak, maka inilah fondasi bagi Jombang yang berdikari dan berdaya saing.
Abah Warsubi pun menutup kunjungannya dengan pesan yang menghangatkan hati:
“Wonosalam ini segar udaranya bikin segar badan juga. Ayo bareng-bareng menjadikan Jombang maju dan sejahtera untuk semua,” ungkapnya.
Dan benar adanya. Dari sebotol sari buah salak hingga selembar batik, lalu melangkah dari satu langkah lari hingga senyum pelaku UMKM, pagi itu, Wonosalam memberikan harapan. Bahwa dari lereng gunung yang tenang, geliat ekonomi bisa tumbuh penuh warna. (Fit)
Komentar untuk post