JOMBANG.TV – Dalam rangka pencanangan program Sampah Sayang, tiga narasumber hadir dalam talkshow sinergis yang digelar oleh TP PKK Kabupaten Jombang bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang.
Talkshow ini menjadi ruang dialog inspiratif untuk menguatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum, menyambut baik sinergi antara TP PKK dan DLH dalam gerakan Sampah Sayang.
“Inisiatif ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai dari rumah tangga, digerakkan oleh para ibu, dan diperkuat oleh kebijakan pemerintah untuk masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, DLH terus berupaya mengendalikan sampah plastik sesuai kebijakan tahun 2022 tentang pembatasan plastik sekali pakai, yang kini sudah diterapkan di toko modern dan akan segera menyasar pasar tradisional.
“Mudah-mudahan dengan sinergi PKK, ibu-ibu Jombang ke depan bisa belanja tanpa kantong plastik. Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga kesadaran bersama,” jelasnya.
Sementara itu, Octadella Billytha Permatasari, wakil ketua II DPRD Jombang berbagi pengalaman pribadi sang Ibu yang merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Jombang, Yuliati Nugrahani dalam mengelola sampah dari rumah.
“Di rumah, Ibu Yuli selalu menekankan pemilahan sampah hingga bekerja sama dengan tukang rosok. Di pondok pesantren kami, para santri juga diajarkan memilah sampah, dan mereka yang menyerahkan sampah terpilah ke bank sampah akan mendapat insentif,” tutur Octadella.
Menurut Staf Ahli 1 TP PKK Jombang ini, langkah kecil tersebut menjadi wujud nyata bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan sejak dari rumah.
Octadella juga menegaskan pentingnya bijak dalam mengelola sampah. Ia juga sekaligus melakukan sosialisasi bahwa TP PKK Jombang kini juga sudah bekerjasama dengan perusahaan pengelola minyak bekas.
“Mulailah dari mengurangi sampah dari sumbernya, pilah dan olah sampah dari rumah. Hari ini kami dari TP PKK juga telah bekerja sama dengan perusahaan pengelola jelantah. Minyak jelantah bisa disetorkan ke bank sampah, dan akan ada insentif bagi masyarakat yang berkontribusi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Santi, perwakilan komunitas penggiat lingkungan, Sanggar Hijau Indonesia, menekankan pentingnya peran komunitas dalam mengedukasi masyarakat agar terus bersemangat mengelola sampah.
“Sampah Sayang bukan hanya slogan. Sampah tidak harus dibuang, tapi bisa dimanfaatkan kembali. Kalau kita olah dengan cinta, sungai kita pun terbebas dari sampah plastik,” katanya.
Gerakan ini diharapkan menjadi langkah awal perubahan perilaku masyarakat Jombang dalam mencintai bumi melalui aksi nyata: memilah, mengolah, dan mengurangi sampah mulai dari rumah. (Fit)










Komentar untuk post