JOMBANG.TV – Guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pelayanan perhubungan untuk masyarakat, Komisi A dan B DPRD Jombang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kota Yogyakarta.
Komisi B DPRD Jombang melakukan kunker di DPRD Kota Yogyakarta. Sedangkan Komisi A DPRD Jombang mendatangi ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta.
M Subaidi Muchtar anggota Komisi B DPRD Jombang mengatakan, kunker kali ini terkait peningkatan dan penguatan UMKM (usaha mikro kecil menengah). ”Dimasa pandemi ini harus dilakukan pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan penguatan pada UMKM di Jombang,” ujarnya.
Di Kota Yogyakarta sendiri UMKM sangat berkembang dengan bagus. Sehingga, hal ini juga harus dilakukan di Jombang. ”Dengan UMKM yang kuat pastinya PAD di Jombang juga meningkat,” katanya.
Sehingga ini menjadi peran penting Dinas Koperasi dan UMKM Jombang untuk lebih memperhatikan keberadaan UMKM yang ada di Jombang. ”Pelayanan pemerintah harus diperbaiki mulai dari sekarang,” tandasnya.
Sementara Kartiyono Sekretaris Komisi A, mengacu pada UU omor 23 Tahun 2009, tentang lalulintas dan angkutan jalan. Dishub mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung transportasi dan pembangunan.
“Seiring dengan kewenangan itu, Dishub sebagai kepanjangan tangan dari Pemda memiliki porsi pengelolaan perparkiran, kendaraan pengankut orang hingga barang, hingga terminal,” jelasnya.
Seiring tuntutan agar sektor transportasi dapat memiliki peran serta kontribusi dalam pembangunan. Serangkaian terobosan menuju arah yang lebih baik harus terus dilakukan.
“Terlebih, banyaknya peran strategis yang dimiliki oleh Dishub tadi. Sudah semestinya harus memperbaiki pelayanan kepada masyarakat, bukan seperti kondisi saat ini,” lanjut Politisi PKB itu.
Kartiyono menegaskan, kondisi saat ini yang terjadi di Jombang. Sejumlah moda transportasi mulai dari ojek konvensional, ojek online, hingga becak terkesan semrawut. Demikian halnya penggunaan sarana dan prasarana perhubungan, sangat kurang maksimal.
“Harus kita akui bersama, pegelolaan sarana dan prasarana perhubungan kurang maksimal. Termasuk pula moda transportasi mulai dari ojek konvensional, ojek online, hingga becak terkesan semrawut,” tandasnya. (*/jb1/adm)