Jombang TV – Rabu pagi yang cerah di Lapangan Desa Manunggal, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, menjadi saksi dimulainya sebuah gerakan besar yang melibatkan kekuatan militer dan semangat warga desa. Upacara pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 tahun 2025 digelar dengan khidmat, membuka lembaran baru kerja sama antara TNI dan masyarakat demi mewujudkan pembangunan yang merata.
Ratusan personel berseragam loreng berdiri tegap berdampingan dengan elemen masyarakat, dari pelajar hingga tokoh pemuda. Di tengah barisan itu, Komandan Kodim 0814/Jombang, Letkol (Kav) Dicky Prasojo, mengambil tempat sebagai pemimpin upacara, memberikan penghormatan pasukan dengan penuh wibawa. Suasana terasa khidmat ketika Sekretaris Daerah Jombang, Agus Purnomo, selaku Inspektur Upacara, menyerahkan alat kerja secara simbolis kepada perwakilan satgas sebagai tanda dimulainya kerja nyata.
Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa TMMD bukan sekadar kegiatan tahunan, tapi adalah pengejawantahan dari cita-cita besar pembangunan yang menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil. “Pemerataan pembangunan harus dirasakan hingga pelosok desa. TMMD adalah bukti konkret bahwa negara hadir,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, sembari mengutip filosofi ‘Noto Kuto, Bangun Deso’ (menata kota, membangun desa).
Lebih dari sekadar seremoni, pembukaan TMMD dihadiri para pemangku kepentingan. Unsur Forkopimda, kepala OPD, organisasi wanita, camat, kades, hingga regu-regu dari berbagai matra TNI dan Polri tumpah ruah menjadi bagian dari kegiatan kolaboratif ini. Dari Regu Korsik Ajenrem 082/CPYJ hingga pasukan dari Yonif 516/CY dan Pasmar 2 Surabaya, kehadiran mereka memperlihatkan kekuatan nyata dalam bingkai gotong royong nasional.
Letkol Dicky Prasojo menegaskan bahwa TMMD bukan hanya tentang membangun jalan atau rumah, melainkan tentang menyambungkan harapan warga terhadap masa depan yang lebih baik. “TMMD adalah bentuk nyata kolaborasi TNI dan pemda dalam menjangkau wilayah yang belum tersentuh pembangunan. Ini bukan hanya proyek fisik, tapi proyek harapan,” ujarnya penuh semangat.
Di Desa Kromong, titik utama kegiatan TMMD ke-125, lima agenda fisik siap dilaksanakan: perbaikan jalan sepanjang 1.178 meter yang akan membuka konektivitas antardusun, pembangunan ulang tiga rumah tidak layak huni, pembuatan lima unit sumur bor untuk pertanian, serta rehabilitasi musala-musala rusak agar kembali menjadi pusat spiritual warga.
Bagi Saroh, salah satu warga yang rumahnya masuk program rehab, TMMD bukan hanya tentang pembangunan, tapi juga kelegaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata. “Kalau hujan, dulu bocor semua. Sekarang kalau rumah dibangun, saya bisa tidur tenang. Ini rezeki dari Tuhan lewat tangan-tangan baik,” ucapnya haru.
Di sisi lain, Sarman, warga muda yang turut bergotong royong bersama personel TNI, merasa bangga. “Biasanya cuma lihat tentara di TV, sekarang bisa kerja bareng. Desa kami jadi lebih hidup,” katanya sambil tersenyum.
Tak hanya infrastruktur yang digarap, dalam kegiatan pembukaan TMMD itu, beberapa warga seperti Wulan dan Yuni juga menerima bantuan sembako dari Baznas. Meski tak tahu apa isi paketnya, wajah mereka tampak sumringah. “Senang dapat bantuan, terima kasih kepada TNI yang sudah masuk desa dan membantu kami,” ujar Wulan sambil memeluk bungkusan sembako.
Di Ngusikan, TMMD bukan sekadar akronim. Ia menjelma menjadi semangat kolektif, penggerak pembangunan, dan simbol kuat bahwa gotong royong masih hidup di tanah Jombang. Sebuah kerja besar yang dimulai dari desa—dengan tekad yang tak kalah besar: membangun Indonesia dari pinggiran.
Komentar untuk post