JOMBANG.TV – Keresahan atas dugaan prosesi pemakaman korban virus korona atau covid-19 ini, dikeluhkan oleh warga Desa Denanyar, Kecamatan/ Kabupaten Jombang. Pasalnya, lokasi makam bersebelahan dengan permukiman.
Selain dekat permukiman, juga terdapat lingkungan sekolah dan pondok pesantren. Untuk itu, warga meminta agar lokasi pemakaman untuk korban covid-19 ditempatkan di lokasi khusus yang jauh dari permukiman.
“Kalau resah semua resah, pemberitaan covid-19 dimana mana. Pemakaman dengan lingkungan jaraknya 100 meter,” ujar M Huda, kepada sejumlah jurnalis, Sabtu (4/4) siang.
Warga berharap agar lokasi makam bagi korban virus korona, jauh dari permukiman. “Kalau bisa jangan dijadikan pemakaman penderita covid. Kalau bisa ada pemakaman khusus, yang jauh dari pemukiman,” tandasnya.
Keresahan bermula dari prosesi pemakaman yang tak sengaja di lihat oleh warga pada, Jumat (3/4) kemarin. Sejumlah petugas berpakain APD (Alat Pelindung Diri) lengkap mengeluarkan peti jenazah dari mobil jenazah.
Adanya prosesi pemakaman yang diduga pasien covid-19 ini, justru tidak diketahui sama sekali oleh pihak desa lantaran tidak ada pemberitahuan dari gugus tugas percepatan penanganan covid-19 di tingkat kabupaten.
“Tidak ada pemberitahuan atau mungkin tidak ada,” ujar Tomy Samsul Kurniawan, perangkat Desa Denanyar saat dikonfirmasi.
Ditambahkan oleh Tomy, pihaknya telah berupaya melakukan pengecekan atau klarifikasi langsung ke pihak Yayasan Margolanggeng, selaku pengelola makam Cina, namun belum membuahkan hasil.
“Kebetulan ini saya mau kroscek ke pihak yayasan siang tadi masih tutup, belum bisa dikonfirmasi,” imbuhnya.
Dari informasi yang diperoleh pihak desa, bahwa yang meninggal dunia dan dimakamkan dengan petugas berpakaian APD lengkap tersebut adalah warga Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
“Kalau yang meninggal tahunya dibilangin orang ploso. Kalau proses pemakamannya itu ambulan jenazah datang, ada petugas pakai APD, sekitar 2-3 orang,” tandasnya. (jb1/adm)