JOMBANG.TV – Hujan deras yang memicu banjir besar di Bali 9–10 September 2025 menjadi alarm keras bagi daerah lain, termasuk Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, banjir bandang, hingga longsor masih bisa meluas.
Merespons peringatan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang memperkuat langkah antisipasi agar risiko bencana bisa ditekan. Kepala BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas menekankan pentingnya kesiapsiagaan warga.
“Kami imbau masyarakat tidak menunggu bencana terjadi baru bertindak. Mulailah dengan hal sederhana seperti membersihkan saluran air, memangkas pohon rawan tumbang, hingga mengurangi aktivitas luar saat hujan deras,” ujarnya.
Selain imbauan warga, BPBD juga memperkuat koordinasi lintas wilayah. Pemerintah desa, kecamatan, hingga relawan diminta menyiapkan jalur evakuasi serta posko darurat sejak dini. “Jika persiapan dilakukan lebih awal, maka korban jiwa dan kerugian bisa diminimalisir,” tambah Wiku.
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kecamatan Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Kesamben, dan Ngusikan. Cuaca ekstrem juga diperkirakan dapat meluas ke Perak, Gudo, Ngoro, Bareng, Mojowarno, Diwek, Jombang, Peterongan, Tembelang, Ploso, Plandaan, Kabuh, Kudu, hingga Bandarkedungmulyo.
BPBD mengingatkan warga agar menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan disertai petir, “Kami siap siaga 24 jam. Jika terjadi keadaan darurat, masyarakat bisa segera menghubungi BPBD Jombang melalui nomor WhatsApp 0812-5259-6233,” tambah Wiku.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menginstruksikan tim siaga bencana di tiap kecamatan untuk berkoordinasi dengan aparat desa dan relawan dalam memantau kondisi lapangan. Peringatan dini ini diharapkan mampu mengurangi risiko dan kerugian akibat cuaca ekstrem.
Seperti diketahui, Bali yang lumpuh akibat banjir dan longsor dijadikan pelajaran penting. Puluhan rumah terendam, infrastruktur rusak, hingga wisata terganggu. Kondisi itu menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan, terutama bagi wilayah rawan bencana di Jawa Timur.
BMKG menegaskan, faktor atmosfer seperti gelombang Rossby, fase Madden-Julian Oscillation (MJO), serta tingginya kelembapan udara membuat potensi awan hujan semakin kuat. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan melanda beberapa hari ke depan.
Karena itu, Jombang kini bukan hanya siaga, tapi juga aktif mengantisipasi. Bencana memang tak bisa dihindari, tapi dampaknya bisa ditekan jika masyarakat dan pemerintah bergerak bersama sejak awal. (Fit)
Komentar untuk post