JOMBANG.TV – Annggota dewan dari Komisi D DPRD Jombang, menggelar hearing bersama dengan Dinas Kesehatan dan RSUD Jombang, terkait anggaran penanganan covid-19. Hearing digelar di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Jombang.
Ketua Komisi D DPRD Jombang, Erna Kuswati, menjelaskan serapan penggunaan anggaran covid-19 ini sangat minim. Untuk itu wakil rakyat ingin mengetahui kendala yang dihadapai oleh pihak dinas terkait.
“Kami menanyakan anggaran penanganan Covid-19 masa darurat itu kan sampai tanggal 29 Mei 2020 yaitu, Dinkes dari anggaran 4,7 Milyar terserap 2,7 Milyar. Kemudian RSUD Jombang belum mencapai 50% dan RSUD Ploso hingga saat ini belum sama sekali,” papar Erna, Rabu (10/6).
Ditambahkan Erna, jika memang ada beberapa kendala, mengenai penyerapan anggaran. Salah satunya adalah proses klaim anggaran. “Untuk penanganan pasien Covid-19 klaim yang terkonfirmasi menunggu dari Kemenkes dan BPJS,” imbuhnya.
Selain itu, sejumlah anggota dewan juga menanyakan perihal adanya video viral pasien positif covid-19 yang mengeluh terkait air bersih dan makanan. Dan dari penjelasan pihak terkait, untuk persoalan tersebut sudah ada solusi.
“Telah mengadakan pengeboran air karena sebelumnya ketika pertama pasien masuk kondisi air tidak bersih. Masalah makanan pasien Covid-19 jatahnya sama dengan pasien yang dirawat di RSUD Jombang yakni 3x sehari,” paparnya.
Ia mengaku bahwa anggota komisi D juga sempat menanyakan terkait, persiapan RSUD dan Dinkes Jombang, dalam menangani pasien covid-19, termasuk rencana pengadaan alat tes swab.
“Untuk mobil PCR sudah bisa digunakan untuk tes swab dan hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk mengetahui hasil swab itu. Dibutuhkan 8 modul sehingga dalam waktu sehari bisa melakukan tes untuk 48 orang,” tukas Erna.
Sementara itu, direktur RSUD Jombang dr. Pudji Umbaran, menegaskan jika sudah ada persiapan dan strategi untuk melakukan penanganan pasien covid-19. Salah satunya adalah persiapan perluasan penggunaan ruang isolasi di lingkungan Stikes Pemkab.
Sedangkan terkait kesiapan alat tes swab, nantinya akan ada pelatihan tenaga medis untuk melakukan tes swab. Dan tenaga tersebut diambilkan dari beberapa puskesmas. Sehingga hasil uji bisa dilakukan secara maksimal.
“Ada alat PCR ini tentu akan mempercepat proses, jadi yang pasien menunggu lama maka bisa dilakukan tes dengan hasil cepat. Puskesmas juga dilatih untuk melakukan tes swab sehingga semua Puskesmas diharapkan bisa melakukan swab,” tandas Pudji. (jb1/adm)
Komentar untuk post