JOMBANG.TV – Kabupaten Jombang, memiliki produk batik sendiri yang disebut dengan batik Jombangan. Batik yang dibuat secara manual, dinilai sebagai kerajinan warisan leluhur penuh makna filosofi karena menggambarkan kearifan lokal. Tak hanya soal budaya, batik jombangan juga dibuat dengan bahan bahan alami, seperti daun hingga akar.
Batik Jombang yang penuh filosofi ini merupakan batik karya Nunuk Rachmawati (56), warga asal Dusun Jambu, Desa Jabon, Kecamatan Jombang kota. Karya seni membatik yang dikerjakan secara manual dengan Canting ini, dibuat dengan tujuan untuk melestarikan warisan budaya.
Dalam proses pembuatan, Nunuk memilih mengerjakannya secara manual. Bahkan guna menjaga kualitas keaslian, batik-batik ini juga dikerjakan dengan memakai bahan baku alam, seperti warna dari dedaunan, akar, hingga kayu secang.
Untuk membuat satu motif batik dilembar kain berukuran 2X3, perajin membutuhkan waktu hingga satu bulan bahkan lebih. Waktu tersebut, tergantung dari kerumitan motif yang hendak dibikin menjadi sebuah karya sebuah batik.
Rata-rata motif batik yang dituangkan dalam kain, berisikan pesona Kabupaten Jombang seperti simbol-simbol tertentu, hasil bumi, hingga lambang-lambang. Bahkan, produk batik pesona jombangan ini, juga berisikan sebuah legenda kesenian ludruk, hingga gambar sebuah candi .
Nunuk Rachmawati mengatakan, usaha kerajinan batik tulis khas jombangan ini sudah berjalan sejak tahun 2015 lalu. Seluruh produknya kini sudah dipatenkan menjadi warisan budaya yang harus tetap dijaga.
“Sudah sejak lama. Khasnya pesona batik jombang yang sudah kami patenkan, pertama ada ciri khas pesona jombang, besutan, rimbi puromojo ada satu yang masih proses, yakni tunggul agrari. Besutan itu cikal bakal ludruk di jombang, rimbi puromojo itu gerbang kerajaan majapahit,” beber Nunuk, pada sejumlah jurnalis, Selasa, (04/10/22)
Saat ini batik Jombangan karya nunuk, sudah meramba di seluruh penjuru nusantara hingga bumi papua.
“saya berharap warisan leluhur tersebut bisa terus dijaga dan dilestarikan, ditengah era modernisasi,” pungkasnya. (jbg2/adm)
Komentar untuk post