JOMBANG.TV – Debu tipis menari di antara roda-roda motor trail yang melintasi jalanan semi-berbatu desa Kromong pagi itu.
Di tengah rombongan berseragam loreng, satu sosok tampak mencolok: mengenakan baju batik, helm sebagian sudah berdebu, dan senyum lebar yang tak lekang sepanjang perjalanan. Ia adalah Bupati Jombang, H. Warsubi.
Tak duduk di mobil dinas mewah, hari itu ia memilih menunggangi motor TNI, menembus jalan-jalan desa bersama para prajurit dan warga.
Tujuannya bukan sekadar meninjau, tetapi ingin menyentuh denyut kehidupan di balik program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 yang sudah berlangsung sejak 18 Juni dan akan berakhir pada 21 Agustus 2025
“Kalau ingin tahu rasa susah dan senangnya rakyat, jangan cuma datang waktu panen, datanglah waktu mereka menanam,” ujar Bupati Warsubi sebelum berangkat.
Hari itu, bukan hanya fisik jalan yang dibenahi, tapi juga jalinan batin antara pemerintah, TNI, dan masyarakat desa.
Di desa Kromong, jalan paving sepanjang lebih dari satu kilometer kini hampir rampung. Anak-anak yang dulu harus memikul sepatu agar tak becek saat hujan, kini mulai berani mengayuh sepeda atau berjalan kaki sendiri menuju sekolah.
Di Dusun Gondang, dari arah pembangunan mushola, Bupati Warsubi sempat menepi, membuka helmnya, meninjau beberapa proyek yang hampir selesai itu.
“Semoga lekas selesai. Jadi ibadah warga bisa berlangsung nyaman,” ucapnya sembari berjalan.
TMMD ke-125 memang bukan proyek biasa. Komandan Kodim 0814 Jombang, Letkol Kav Dicki Prasojo, menyebutnya sebagai “ruang gotong royong yang konkret.”
Selain proyek fisik seperti jalan, mushola, penghijauan, 3 pembangunan rumah tidak layak huni dan 5 sumur bor, kegiatan non-fisik seperti penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, hingga pelayanan kependudukan juga terus digulirkan.
“Pembangunan ini bukan datang dari atas. Tapi tumbuh dari bawah. Kami hanya memperkuatnya dengan tenaga dan strategi,” kata Dicki.
Di Dusun Banyuasin, tiga rumah yang sebelumnya nyaris roboh kini juga telah berdiri lebih kokoh.
Asisten Logistik (Aslog) Panglima TNI Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Candra Wijaya, memberi energi tambahan. Ia menegaskan bahwa TMMD bukan hanya program kerja, tapi pengabdian yang membentuk kembali jati diri bangsa: dekat, membumi, dan membaur.
“Di sini tak ada pangkat, tak ada birokrasi yang kaku. Yang ada cuma satu tujuan: agar desa punya martabat dan sejahtera,” tegasnya.
“Tadi Pak Dandim 0814 dan Pak Bupati juga menjelaskan kalau TMMD ini memiliki dua sasaran, yaitu fisik dan non fisik. Sasaran fisik sudah kita tinjau bersama yaitu renovasi Mushola, pengeboran sumur untuk pertanian sebanyak lima titik, rehab RTLH, penghijauan, dan pembangunan jalan sepanjang 1.178 meter yang InsyaAllah selesai sebelum 21 Agustus 2025,” tambahnya.
Setelah keliling lokasi, rombongan sempat berhenti di masjid Jami’atul Ukhuwah di desa Kromong untuk melaksanakan Shalat Jumat.
Saf jemaah sudah terisi penuh. Suasana khidmat menyelimuti, seolah jadi penanda bahwa di balik pembangunan fisik, ada jiwa yang ikut dibangun: kebersamaan.
Sebelum pulang, Bupati Warsubi kembali melambaikan tangan, anak-anak berlari mengejar suara deru mobil yang perlahan menjauh.
Hari itu, roda-roda yang melintasi jalan desa tidak hanya meninggalkan jejak di tanah, tetapi juga di hati banyak orang. Sebab lebih dari proyek infrastruktur, TMMD 125 di Jombang adalah kisah tentang menyatu dengan rakyat. Tentang pemimpin yang tak takut kotor. Tentang desa yang tak dibiarkan sendiri. (Fit)
Komentar untuk post