Jombang – Suara gamelan mengalun merdu terdengar di salah satu sudut aloon-aloon Jombang, rancak suara kenong bersutan dengan kendang, siter dan alat musik gamelan lainnya membawa rasa tenang pagi ini.
Sudah lama penulis tidak mendengarkan alunan gamelan di pusat kota Jombang, tidak jauh dari sudut aloon-aloon Jombang nampak orang sibuk lalu-lalang memarkirkan sepeda motornya. Nampaknya Sekolah Dasar Negeri 3 Jombatan sedang menggelar belajar wayang bareng Abah Bupati Jombang Warsubi yang di gelar oleh Dinas Pendidikan
Pagelaran wayang ini digelar untuk terus mengenalkan budaya leluhur wayang kulit kepada siswa-siswi sekolah dasar, seperti diketahui wayang kulit merupakan warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh dunia oleh UNESCO sejak tahun 2003.
Rupanya dalang dari pagelaran ini masih berusia belia, dia adalah Mas Amoro Lingga Abunaya, (15), masih mengenyam bangku pendidikan di SMP Negeri Plandaan, Amoro Lingga Abunaya tertarik dengan wayang kulit selain bakat ia tidak lepas dari dukungan orang tuanya.
Ketika anak seusianya suka dengan permainan di telepon pintar, Amoro lebih memiih menekuni perdalangan sejak usia dini.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon Gatot Koco Lahir dimainkan dengan apik di SDN Jombatan 3, Rabu (14/5/2025) mendapat fasilitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang melalui program wayang masuk sekolah.
Anom Antono Pamong Budaya Ahli Muda Sub Koordinator Sejarah dan Nilai Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk menjaga kelestarian budaya khususnya wayang kulit.
“Kami mengadakan kegiatan road show pagelaran wayang kulit di beberapa sekolahan di kabupaten Jombang secara bergantian, ada 5 dalang cilik yang kami ajak road show,” ungkap Anom.
Kepala Sekolah SDN Jombatan 3 Donny Erfantoro bertharap di tahap usia dini semua aspek perkembangan mulai dari motorik, kognitif, afeksi, dan sosial, mulai dioptimalisasi oleh setiap satuan pendidikan.
Empat hal tersebut akan berkembang baik dengan pendekatan kemerdekaan jiwa anak. Sehingga anak-anak sejak dini bisa bangga dengan budaya sendiri, seperti mau belajar jadi dalang.
“Wayang warisan budaya nusantara sekaligus warisan budaya dunia. Pengakuan UNESCO menetapkannya sebagai world heritage pada 7 Nopember 2003,” ujar Donny.
Menanamkan tradisi pada anak-anak dengan baik dan benar tentunya akan sangat berpengaruh besar pada pembentukan kebudayaan di sebuah generasi. (w2)
Komentar untuk post