ADVERTISEMENT
JOMBANG.TV – Makanan penambah gizi untuk balita stunting dan ibu hamil yang berbelatung ternyata dari pihak ketiga. Hal itu diketahui dari e-katalog yang disediakan oleh salah satu hotel kenamaan yang ada di Jombang.
Dari rincian menu penambah gizi balita stunting seharga Rp 16.500, yang meliputi nasi, ayam goreng, sayur, pisang dan dua butir telur puyuh. Sementara untuk ibu hamil, dipatok Rp 21.500 dengan komposisi nasi, ayam goreng, sayur, dan buah pisang.
Dengan adanya temuan menu makanan penambah gizi stunting yang berbelatung, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mengambil tindakan dengan menghentikan pembagian yang rencanannya akan dilakukan selama tiga puluh hari kedepan.
“Iya, kita hentikan karena banyak komplain di masyarakat setelah kejadian itu (temuan ulat di dalam sayur),” terang Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Budi Nugroho, Selasa (14/11).
Dijelaskan Budi, pemberian makanan penambah gizi stunting itu seharusnya dilakukan selama 30 hari kedepan. “Tetapi karena sudah ada permasalahan, otomatis bahwa qualiti control dari penyedia kan tidak baik, maka akhirnya kami hentikan,” katanya.
Untuk penanganan stunting, biasanya pihak Dinkes menggunakan produk pabrikasi guna menghindari berbagai kemungkinan terburuk. Namun, karena ada regulasi dari pemerintah pusat, yakni mengharuskan untuk membelanjakan produk lokal.
“Biasanya penanganan stunting biasanya kita gunakan pabrikasi seperti susu formula. Dan itu untuk menghindari hal-hal seperti ini. Tapi oleh kebijakan di pusat untuk penanganan stunting yang dananya dari insentif fiskal, diharapkan PMT lokal, sehingga kita tidak membelanjakan pabrikasi susu,” beber Budi.
Dijelaskan Budi, bila menu stunting diberikan pabrikasi susu formula, dipastikan penanganannya tepat sasaran, lantaran pasti dikonsumsi oleh balita. “Alasan kami supaya menggunakan pabrikasi itu gini, kalau pabrikasi berupa susu, itu pasti dan bisa dipastikan, yang akan mengkonsumsi adalah si balita, atau si anak-anak stunting. Karena tidak mungkin diminum orang tuanya, saudaranya atau kakaknya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya makanan untuk pengentasan stunting seharusnya penuh gizi. Namun hal itu justru sebaliknya, bahkan terlihat menjijikkan. Bagaimana tidak, makanan penambah gizi stunting itu terdapat belatung.
Tentu saja makanan tak layak konsumsi itu ditolak warga yang menerima. Ya, penyaluran makanan penambahan gizi stunting itu diberikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang pada kegiatan Pos Pemulihan Gizi (PPG) di kantor Kecamatan Sumobito, Senin (13/11) pagi.
Warga Desa Madiopuro sebanyak 8 orang menjadi salah satu penerimanya dan diperuntukan bagi ibu hamil serta balita.Makanan itu berupa nasi, sepotong ayam goreng, dua butir telor puyuh rebus, sebungkus sop sayur dan satu buah pisang ijo. Mirisnya, di dalam sop sayur terdapat seekor belatung.
Kades Madiopuro Suwito Hadi langsung beraksi tegas menolak dan mengembalikan bantuan makanan tersebut ke petugas Puskesmas Sumobito. “Bantuannya saya tolak saya kembalikan, karena makanannya tidak layak. Bantuan PPG, khususnya bantuan stunting di Desa Madiopuro saya tolak karena tidak layak dimakan,” pungkasnya.(jb1/adm)
Komentar untuk post