JOMBANG.TV, Ploso – Hari Raya Imlek ternyata membawa berkah tersendiri bagi perajin dupa. Seperti perajin dupa dengan bahan baku limbah kayu gaharu di Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Jombang, yang kewalahan memenuhi pemesanan dari sejumlah kota di nusantara.
Tak tanggung tanggung, produksi dupa gaharu saat ini mencapai 3 ton atau melonjak hingga 300 persen. Permintaan terbesar dari pulau dewata Bali.
“Menjelang Imlek ini paling banyak kuil-kuil dan orang-orang yang beribadah menggunakan dupa. Itu hampir melonjak hingga hampir 300 persen,” terang Fachrur Rohman (26), pemilik industri rumahan dupa, saat ditemui di sela sela produksi, Selasa (14/1) siang.
Keunikan dari dupa gaharu ini dibandingkan dengan dupa pada umumnya, berasal dari bahan baku dan juga aromanya. Selain untuk kegiatan peribadatan di kuil, dupa gaharu juga bisa sebagai aroma terapi di rumah.
“Saya pilih kayu gaharu karena aromanya alami, bisa membuat aroma terapi. Dalam Islam sendiri sebagai Sunnah Nabi,” ujar Rohman.
Sementara untuk harga, dijelaskan Rohman, perkilogram dupa gaharu ini bervariasi tergantung kualitasnya. Untuk dupa berkualitas rendah dipatok Rp 20-25 ribu perkilogram, sedangkan dupa berkualitas bagus bisa dipatok harga Rp 100-500 ribu perkilogram.
“Kalau omzet kotor ini mencapai 75 juta. Pendapatan bersihnya ya 40 persen dari penjualan kotor,” tukasnya.
Ya, proses pembuatan dupa gaharu ini tampak begitu mudah. Limbah kayu gaharu sisa pembuatan tasbih maupun gelang, digergaji hingga menjadi serbuk kasar.
Selanjutnya, serbuk yang masih kasar dihaluskan dengan cara digiling dan dibuat adonan dengan dicampur sedikit air. Dengan menggunakan mesin dan barang lidi khusus, adonan dupa gaharu pun siap dijadikan dupa.
Uniknya lagi, dupa gaharu ini tidak dijemur di tempat yang panas, melainkan dibiarkan mengering dengan sendirinya, untuk menjaga aroma khas kayu gaharu. (jb1/adm)
Komentar untuk post