JOMBANG.TV – Tak hanya dikenal dengan julukan kota santri, Jombang ternyata juga merupakan daerah penghasil kopi, yakni kopi ekselsa, yang saat ini sudah memasuki masa panen.
Kopi ekselsa ini memiliki keunikan tersendiri. Selain cherrynya yang berkulit tebal, kopi ekselsa ini juga beraroma nangka dan berasa asam saat diseduh.
Berada di ketinggian 600 meter diatas permukaan laut (mdpl), petani kopi ekselsa di Dusun Mendiro, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, ternyata sudah mulai memasuki masa panen.
Ada dua cara panen kopi yang biasanya dilakukan oleh para petani. Pertama yakni memetik cherry yang sudah berwarna kemerahan.
Sedangkan cara yang kedua dengan dirontokan, tanpa harus memilih yang berwarna merah atau masih hijau, dengan dibawahnya diberi alas terpal.
Tumian, salah satu petani kopi ekselsa mengaku, untuk masa panen pertama ini, dalam satu hektar bisa diperoleh 5 kwintal cherry kopi ekselsa. Dan itupun bisa bertambah banyak ketika memasuki pada raya pada november mendatang.
“Panen pertama ini dalam 1 hektar yang dihasilkan sekitar 5 kwintal. Untuk panen raya bisa bertambah karena lebih besar pohonnya ini,” ujarnya saat ditemui di kebun kopi miliknya, Minggu (13/9) pagi.
Selain tahan pada cuaca di musim kemarau, keunikan pada kopi ekselsa ini terletak pada aroma dan tentu saja rasa. Saat diseduh, kopi ekselsa ini beraroma nangka dan jika diseruput berasa asamnya.
“Kopi ekselsa itu pohonnya lebih tahan di musim kemarau dan daunnya itu lebih lebar ukurannya,” timpal Ridho, petani kopi ekselsa lainnya.
“Kalau untuk rasa, kopi ekselsa beraroma nangka dan berasa ada asem asemnya,” pungkas Ridho.
Tak hanya kopi ekselsa, di lereng gunung Anjasmoro Wonosalam ini juga terdapat varian lainnya, yakni kopi robusta dan arabika. (jb1/adm)
Komentar untuk post